Arena

Keputusan Michael Carrick Cadangkan Ronaldo Berbuah Manis

Pelatih pengganti Michael Carrick menghadirkan kejutan dalam laga terakhir Manchester United. Carrick mencadangkan ikon ”Setan Merah”, Cristiano Ronaldo, saat bertandang ke markas Chelsea. Perjudiannya berbuah manis. Skuad MU pulang dengan mencuri satu poin dari tim kandidat terkuat juara Liga Inggris tersebut.

Walaupun dikepung sepanjang laga, MU mampu menahan Chelsea, 1-1, di Stamford Bridge, Minggu (28/11). Gol penyerang sayap MU, Jadon Sancho, yang memanfaatkan blunder gelandang Chelsea, Jorginho, seusai turun minum sempat memberikan harapan kemenangan kepada tim tamu.

Akan tetapi, harapan itu pupus setelah Jorginho menebus kesalahannya lewat titik putih. Dia mengeksekusi sempurna penalti yang berawal dari pelanggaran ceroboh bek kanan tim tamu, Aaron Wan-Bissaka, tersebut. Kiper David De Gea yang tampil heroik dengan berkali-kali penyelamatan gemilang pun harus rela gawangnya dibobol.

Terlepas dari tiga poin yang hilang dari genggaman, hasil ini sangatlah positif untuk MU. Mereka bisa mencuri poin dari kandang pemuncak klasemen sementara dalam kondisi darurat. Adapun Carrick masih menjabat manajer sementara sambil menunggu kedatangan manajer baru, Ralph Rangnick, yang ditunjuk sebagai pengganti Ole Gunnar Solskjaer.

”Ini adalah poin besar (untuk MU). Chelsea memang tim yang lebih baik, dan seharusnya memenangi laga ini. Tetapi, MU bisa menahannya dengan spirit tinggi. Saya tidak berpikir mereka tampil bagus, tetapi setidaknya mendapatkan hasil bagus,” ucap mantan gelandang MU, Roy Keane, seperti dikutip Sky Sports.

Carrick membuktikan perjudiannya berhasil. Dalam wawancara sebelum laga, dia berkata, mencadangkan Ronaldo untuk menggunakan skuad yang lebih bugar. Adapun Ronaldo dengan usia 36 tahun sudah bermain 90 menit dalam masing-masing dua laga terakhir yang hanya berselang tiga hari. Keputusan ini murni pilihannya, tanpa ada intervensi dari Rangnick.

Tanpa Ronaldo, sang manajer juga punya rencana strategi untuk menghadapi agresivitas Chelsea. Carrick memainkan formasi 4-3-1-2, mengganti formasi sebelumnya 4-2-3-1 yang dipakai melawan Villarreal di Liga Champions. Formasi baru tersebut menggunakan tiga gelandang sejajar, Nemanja Matic, Fred, dan Scott McTominay.

Trio gelandang tersebut sukses melapisi pertahanan MU yang tampil tanpa dua bek utama, Harry Maguire dan Raphael Varane. Benteng ”Setan Merah” hanya kecolongan satu gol dari titik putih, padahal digempur dengan 24 kali percobaan tembakan dan 65,7 persen penguasaan bola.

Kerja keras duet lini depan, Sancho dan Marcus Rashford, juga berperan besar. Carrick lebih memilih penyerang muda tersebut dibandingkan dengan Ronaldo karena punya daya jelajah lebih tinggi saat bertahan. Keduanya bisa membantu bertahan, selain juga bisa jadi senjata dalam serangan balik.

”Tentu ada rasa kecewa karena kami sempat unggul 1-0. Di luar itu, saya senang karena kami berhasil memperlihatkan rasa lapar untuk bertarung di lapangan. Kami bertahan dengan baik. Hasil ini melanjutkan tren cukup baik kami dalam beberapa laga terakhir,” kata Carrick.

Perubahan pola di pertahanan ”Setan Merah” sangat terlihat. Mereka sangat rapuh dalam bertahan ketika masih dipimpin Solskjaer. Adapun MU kemasukan 15 gol dalam 5 laga sebelumnya. Pertahanan rapuh itu tidak terlihat dalam laga melawan Chelsea.

Chelsea sebenarnya nyaris membalikkan keadaan pada akhir pertandingan. Namun, bek tengah, Antonio Ruediger, gagal memanfaatkan peluang emas di dalam kotak penalti. Tendangan volinya melayang jauh ke atas mistar gawang De Gea.

Meskipun gagal menang, Manajer Chelsea Thomas Tuchel bangga dengan perjuangan anak asuhnya. Mereka kembali memperlihatkan permainan menyerang yang dominan lewat formasi andalan, 3-4-2-1. Tekanan agresif Jorginho dan rekan-rekan ketika kehilangan bola tidak mampu dijawab skuad MU.

Tentu ada rasa kecewa karena kami sempat unggul 1-0. Di luar itu, saya senang karena kami berhasil memperlihatkan rasa lapar untuk bertarung di lapangan. Kami bertahan dengan baik.

”Saya sangat senang karena melihat usaha yang besar dari pemain. Kami berhasil menekan tinggi ke pertahanan lawan dengan berani. Seharusnya kami bisa menyelesaikan peluang lebih baik, tetapi secara keseluruhan saya puas dengan cara kami bermain,” ucap Tuchel.

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button