News

Ogah Komentari Nyinyiran Ganjar, Anies Fokus Hadirkan Keadilan dan Perubahan

Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan tak ambil pusing dengan nyinyiran bacapres Ganjar Pranowo terkait kegelisahan putusan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang diduga kuat menyasar ke bacawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka.

Anies mengatakan, jelang Pilpres 2024 ini pihaknya fokus menyerukan keadilan kepada masyarakat demi terciptanya perubahan untuk rakyat.

“Kami fokus pada agenda kita untuk menghadirkan keadilan karena itu kita bilang adil makmur untuk semua, yang kami pikirkan adalah bagaimana masyarakat,” ujar Anies kepada awak media disela acara Bimtek Caleg NasDem di Grand Paragon Hotel, Jakarta Barat, Minggu (12/11/2023).

Anies memaparkan sejumlah program perubahan, dirinya berkomiten membawa beragam solusi kepada masyarakat.  Di antaranya soal lapangan pekerjaan lebih luas, kesehatan lebih baik hingga pendidikan terjangkau. “Itu lah yang sekarang kita kerjakan terus,” ujar Anies menegaskan.

Anies tak gentar harus berkontestasi dengan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Ia juga tak ambil pusing dengan polemik putusan MK No. 90/PUU-XXI/2023 yang membuat Anwar Usman harus dicopot jadi ketua. Fokusnya saat ini, hanya agenda perubahan dapat terlaksana.

“Siapa pun yang ada di dalam arena kontestasi, itu biarlah keputusan-keputusan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada. Bagi kami yang penting adalah bagaimana agenda itu terlaksana,” ucap Anies.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyoroti kondisi politik saat ini setelah keluarnya putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menyatakan Anwar Usman melanggar etik berat sehingga dicopot dari Ketua MK. Ganjar mempertanyakan mengapa putusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat bisa lolos begitu saja.

“Saya tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan MKMK. Saya mencoba diam sejenak, saya merenungkan bangsa ini ke depan. Saya mencermati kembali kata demi kata, kalimat demi kalimat dari putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar Majelis Kehormatan MK,” kata Ganjar melalui rekaman video yang diunggah di Instagramnya seperti dilihat, Sabtu (11/11/2023).

“Dari situ saya semakin gelisah dan terusik mengapa sebuah keputusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada pertanggungjawabannya kepada negara,” lanjutnya.

Ganjar juga mempertanyakan mengapa putusan tersebut masih dijadikan landasan hukum dalam bernegara. Menurutnya, hal itu seperti cahaya yang menyilaukan dan menyakitkan mata.

“Mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum, masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara. Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan dan menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya,” ujarnya.

Back to top button