News

MUI Khawatir Efek Buruk Kampanye Politik Buat Siswa jadi Koruptor

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas merasa prihatin atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melegalkan praktek kampanye masuk dalam dunia pendidikan. Tokoh Muhammadiyah itu khawatir para peserta didik terkena pengaruh buruk politik.

“Data dan fakta yang ada selama ini, dunia perpolitikan kita sangat sarat dengan money politik (politik uang), caci maki, fitnah, hoax dan sikap-sikap tercela lainnya,” kata Anwar Abbas, kepada Inilah.com, Senin (28/8/2023).

Data serta fakta tersebut yang kemudian dikhawatirkan Anwar Abbas, akan ditiru oleh para siswa. Jika hal ini terjadi, sambung Anwar Abbas, tentu akan sangat merugikan masa depan bangsa dan negara.

“Masa depan bangsa dan negara kita tentu akan bermasalah, karena anak-anak yang kita didik hari ini sudah biasa dan terbiasa dengan praktek korupsi, suap menyuap, caci mencaci, fitnah memfitnah dan lainnya,” kata Anwar.

Anwar mengatakan, selama mentalitas yang dimiliki para politisi masih bermasalah, argumen kampanye di fasilitas pendidikan akan membangun kritisisme dan proses pencerdasan di kalangan anak-anak didik, tidak dapat dibenarkan 100 persen.

Anwar mengutip salah satu petuah yang sangat populer di kalangan para ulama, yakni dar’ul mafasid muqoddam ‘ala jalbil masholih. Artinya meninggalkan dan menjauhkan kemafsadatan harus di dahulukan dari pada mengambil kemashlahatan.

Ini artinya, sambung Anwar Abbas, jika kampanye lewat dunia pendidikan akan membuat akhlak dan moralitas anak-anak didik rusak, maka lebih baik hal itu ditiadakan saja.

“Tapi kalau pihak KPU dan BAWASLU memang bisa menjamin tidak akan terjadi praktek-praktek yang tidak kita inginkan tersebut, maka silahkan saja asal dibuat aturan dan ketentuannya yang jelas dan tegas,” kata Anwar Abbas.

Back to top button