News

Mahasiswi Unair Tewas Hirup Helium, Bagaimana Efek Gas Ini Bagi Tubuh?

Seorang mahasiswi kedokteran hewan Universitas Airlangga (Unair) bernama CA ditemukan meninggal dunia di dalam mobil dengan kepala tertutup plastik dan tersambung ke tabung gas helium melalui selang. Bagaimana dampak gas helium sehingga bisa membunuh seseorang?

Korban ditemukan di kawasan apartemen mangkrak di Tambakoso, Waru, Sidoarjo, pada Minggu (5/11/2023) oleh seorang sekuriti pukul 05.30 WIB. Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo mengungkap asal-usul tabung gas helium yang ditemukan di dalam mobil mahasiswi Unair itu.

“Berdasarkan penelusuran kami, dibeli oleh korban sendiri pada 1 November menggunakan akun marketplace yang dimiliki oleh korban sendiri,” kata Andaru Rabu (8/11/2023). Setelah penjual mengatakan barang masih tersedia, korban langsung melakukan transaksi untuk membelinya dan total pembayaran tabung helium senilai Rp681.000.

Mahasiswi yang ditemukan tak bernyawa tersebut berasal Kediri dan berusia 21 tahun. Dari dalam mobil bernopol AG 1484 BY, tempat CA ditemukan tewas, polisi menemukan sejumlah barang pribadi milik korban berupa telepon genggam dan kartu identitas diri.

Di Inggris, kasus kematian akibat helium juga pernah terjadi. Karton Noah Donaghey (5 tahun) meninggal setelah secara tidak sengaja terjerat balon berbentuk dinosaurus yang berisikan gas helium. Saat itu, korban hendak menaiki balon besar yang seukuran dengannya. Balon itu pecah. 

Ibu korban, Lisa Donaghey (43 tahun), menemukan langsung anak tercintanya tersebut dalam kondisi kesulitan bernafas pada 23 Juni 2022. Seorang kerabatnya mencoba untuk memberikan nafas buatan sebelum dilarikan ke rumah sakit Royal Victoria di Newcastle.  Selama enam hari, Karlton mencoba bertahan hidup hingga akhirnya alat bantu pernafasan dimatikan pada 29 Juni 2023. Kartlon secara medis telah dinyatakan meninggal. 

Gas untuk Balon Bisa Mematikan

Kematian akibat menghirup gas helium memang jarang terjadi. Helium pada dasarnya adalah gas ringan yang biasa ditemukan pada balon. Meski bersifat ringan, namun bukan berarti gas satu ini tak berakibat fatal. Dari kasus mahasiswi ini masyarakat tampaknya perlu tahu bahaya menghirup gas helium.

Manusia ketika bernapas akan menghirup oksigen. Tubuh membutuhkan oksigen untuk memaksimalkan setiap fungsi tubuh. Tanpa adanya oksigen yang cukup, deretan risiko bisa mengintai. Namun ketika helium yang terhirup sebagai pengganti oksigen tentu akan berefek berbeda. Kekurangan oksigen saja akan berbahaya bagi tubuh apalagi kemudian oksigen digantikan oleh helium.

Meskipun kelihatannya tidak berbahaya, menghirup helium berisiko mengalami efek samping seperti pusing, kehilangan kesadaran, dan bahkan kematian. Ada banyak laporan kasus cedera serius dan bahkan kematian akibat menghirup helium.

Dari tahun 2000 hingga 2019, diperkirakan 2.186 cedera terkait penghirupan helium dilaporkan di unit gawat darurat rumah sakit Amerika Serikat. Sebagian besar pasien adalah anak laki-laki berusia antara 6 dan 12 tahun.

Apa yang Terjadi dengan Tubuh Ketika Menghirup Helium?

Mengutip Healthline, menghirup helium dari balon mungkin tidak menyebabkan masalah kesehatan besar atau membunuh Anda, namun bukan berarti tidak mungkin. Ada laporan berita tentang beberapa orang, terutama anak kecil, meninggal karena sesak napas setelah menghirup helium dari balon.

Biasanya, menghirup helium dari balon akan memberikan efek perubahan suara. Mungkin juga menyebabkan sedikit pusing. Meskipun demikian, selalu ada potensi dampak lain, termasuk mual, sakit kepala ringan, atau pingsan.

Mayoritas masalah kesehatan serius dan kematian terkait dengan penghirupan helium melibatkan penghirupan helium dari tabung bertekanan. Ini adalah seperti tabung yang sama yang digunakan untuk mengisi balon helium di acara atau toko perlengkapan pesta.

Tabung tidak hanya menampung lebih banyak helium daripada balon pesta sehari-hari, tetapi juga melepaskan helium dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Menghirup helium murni dapat menyebabkan kematian karena sesak napas hanya dalam hitungan menit.

Menghirup helium dari tabung bertekanan juga dapat menyebabkan emboli gas atau udara, yaitu gelembung yang terperangkap di dalam pembuluh darah sehingga menyumbatnya. Pembuluh darah bisa pecah dan berdarah. Terakhir, helium juga dapat masuk ke paru-paru dengan kekuatan yang cukup hingga menyebabkan paru-paru pecah.

Beberapa orang mungkin menghirup helium hingga mabuk, dan itu bisa membuat ketagihan. Uapnya dengan cepat diserap oleh paru-paru dan, seperti efek alkohol, dapat menimbulkan perasaan gembira atau bahagia. Namun perasaan ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa menit, orang mungkin terus menghirup helium untuk mempertahankan sensasi tersebut. Hal ini meningkatkan risiko cedera atau bahkan kematian.

Bagaimana Jika Menghirup Tidak Sengaja?

Jika menghirup sedikit helium dari balon dan hanya merasa sedikit pusing atau sakit kepala ringan, Anda mungkin baik-baik saja. Duduklah, bernapaslah dengan normal, dan tunggu. Jika gejala lebih parah, atau jika kehilangan kesadaran, mintalah seseorang membawanya ke ruang gawat darurat terdekat.

Jika menghirup helium dari wadah bertekanan, gejalanya mungkin menjadi lebih parah. Sekali lagi, jika Anda merasa baik-baik saja selain sedikit pusing, mungkin tidak perlu khawatir. Waspadai gejala-gejala yang bisa menjadi pertanda masalah yang lebih serius dalam beberapa menit dan jam mendatang.

Ada beberapa gejala yang menandakan masalah serius akibat menghirup helium. Minta pertolongan jika mengalami beberapa gejala seperti tekanan darah rendah, sulit bernapas, dan detak jantung tidak teratur. Juga penglihatan kabur, nyeri dada, kelemahan atau kelumpuhan pada satu atau lebih anggota tubuh, bibir atau kulit kebiruan, batuk darah, kejang, dan penurunan kesadaran.

Back to top button