Arena

Larangan Buka Puasa untuk Pemain Muslim di Liga Prancis Menyulut Kemarahan di Seluruh Dunia

Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mendapat kritik keras setelah melarang para pemain Muslim untuk berbuka puasa selama bulan suci Ramadan, dengan alasan tidak ingin mengganggu jalannya pertandingan. Kabar ini diungkapkan oleh media Prancis pada Jumat pekan lalu.

“Sepak bola tidak melihat pilihan politik, agama, atau ideologis para pelakunya. Prinsip ini berlaku untuk semua orang: badan, klub, pemegang lisensi, dan wasit,” kata FFF dalam isi email yang dikirimkan kepada wasit dan klub dikutip dari Lequipe, Senin (3/4/2023).

FFF diketahui telah mengirimkan surat elektronik kepada wasit Prancis untuk mengingatkan mereka bahwa mereka tidak diizinkan untuk menghentikan pertandingan demi memberikan kesempatan bagi pesepakbola Muslim untuk berbuka puasa. Eric Borghini, ketua Komisi Wasit Federal dan anggota Federasi Sepak Bola Prancis, menyatakan bahwa penghentian pertandingan sepak bola seperti itu bertentangan dengan undang-undang liga.

Meskipun banyak pemain Muslim yang berhasil memperkuat tim nasional Prancis selama bertahun-tahun, keputusan tersebut dianggap sebagai tindakan Islamofobia oleh banyak orang.

Lebih lanjut, berita ini menyebutkan bahwa Liga Primer Inggris justru memberikan kesempatan bagi para pesepakbola Muslim untuk berbuka puasa dengan menghentikan sementara laga selama beberapa menit saat adzan Maghrib berkumandang. Para pemain Muslim sendiri mengapresiasi kebijakan ini dan menyebut Liga Primer Inggris sebagai “liga terbaik bagi umat Islam”.

“Di Liga Primer, kamu bebas melakukan apa pun yang cocok untuk kamu, mereka tidak akan pernah melakukan apa pun yang bertentangan dengan keyakinan kamu dan ini bagus,” kata Abdoulaye Doucoure dari Everton itu.

“Saya lahir di Prancis dan bekerja di sana, tetapi antara Prancis dan Inggris ada perbedaan besar. Orang Inggris adalah contoh yang bagus. Terkadang kamu harus mendengarkan orang dan memahami apa arti iman bagi mereka. Itu bukan pilihan penting bagi kami untuk melindungi keyakinan kami 100 persen,” kata Doucoure menambahkan.

Berita tentang larangan berbuka puasa ini telah memicu kemarahan di seluruh dunia, dengan banyak yang menyoroti tindakan Islamofobia yang terjadi di Prancis. Banyak netizen di media sosial mengecam keputusan tersebut dan menyatakan bahwa tindakan FFF tidak masuk akal dan tidak ada hubungannya dengan prinsip sekularisme.

Back to top button