Ototekno

Kedepankan Ekspor, GAIKINDO Dorong Industri Otomotif jadi Pahlawan Devisa

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mendorong para pelaku industri otomotif menjadi pahlawan devisa dengan cara meningkatkan kandungan dalam negeri dan mengedepankan ekspor daripada impor.

“Tekad kita adalah membenahi diri dan menjadi pahlawan devisa. Yang dimaksud pahlawan devisa adalah lebih besar ekspor daripada impor, kita bisa menghasilkan uang atau pemasukan yang positif bagi negara kita,” kata Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi saat konferensi pers GIIAS 2022 di Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Menurut Nangoi, hal tersebut penting dilakukan untuk mematahkan berbagai konotasi negatif mengenai industri otomotif. Salah satu konotasi negatif itu adalah bahwa industri otomotif merupakan industri yang sering menghamburkan uang.

“Kita akan mencoba untuk membuat industri otomotif di Indonesia itu menjadi suatu yang positif. Kita bisa mengekspor, jadi bukan hanya menjadi konsumtif. Ekspor ini harus kita genjot,” ujar Nangoi.

Dia melanjutkan, ada beberapa hal yang harus dibenahi untuk menaikkan ekspor di antaranya otomotif di Indonesia harus sudah maju. Pasalnya, menurut dia, jika industri otomotif Indonesia belum maju, maka tidak mungkin ada perusahaan yang mau membuat basis produksi di Indonesia.

Nangoi menilai, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terkait kemajuan industri otomotif mengingat negara ini memiliki wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk yang sangat besar.

“Jadi, Indonesia memang sangat cocok. Tapi, kita harus buat industri otomotifnya maju. Biar bisa maju, bisa diberikan direction yang jelas biar orang-orang beli mobil itu beli yang produksi dalam negeri dan ini yang kita jaga dan perbesar terus,” ujar dia.

“Bayangkan kalau Indonesia itu konsumsinya satu tahun itu 2 juta hingga 3 juta kendaraan, itu pasti orang berbondong-bondong lagi investasi di Indonesia. Dengan semakin banyaknya model yang dibuat di Indonesia, maka kesempatan untuk mengekspor itu lebih besar lagi,” lanjut Nangoi.

Dia menyebut GAIKINDO saat ini telah bekerja sama dan meminta Kementerian Perindustrian untuk melobi principle dari Jepang, Korea, China, hingga Eropa, agar mau melakukan ekspor dari Indonesia.

“Contoh, Australia konsumsi otomotifnya 1,2 juta per tahun. Semua yang ada itu impor. Saya lihat truk di sana banyak. Indonesia penghasil truk yang sangat besar, tapi tidak bisa ekspor ke sana karena principle-nya belum kasih izin. Jadi, kita akan minta kementerian untuk duduk dengan principle agar dikasih kesempatan untuk bisa ekspor,” tutup Nangoi.

Back to top button