News

Kasus Kopi Sianida: Dokter Forensik Beberkan Detik-detik Mirna Dibawa ke RS sampai Soal Autopsi

Kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin akibat sianida dalam es kopi vietnam kembali mecuat usai Netflix menayangkan film dokumenter berjudul ‘Ice Cold: Murder, Ice Coffee and Jessica Wongso’.

Salah satu dokter yang menangani kasus ini, Dokter Djaja Surya Atmaja kembali mengungkapkan detik-detik Mirna kejang-kejang sebelum dilarikan ke rumah sakit, hingga kemudian divonis meninggal akibat sianida di dalam kopi.

“Dia (Mirna) dari (cafe) Oliver masih hidup, dibawa ke Rumah sakit Abdi Waluyo masuk UGD masih hidup lalu dia muntah-muntah diambil sampel dari lambungnya,” ujar Djaja seperti dikutip dari podcast Dr.Richard Lee, Senin (9/10/2023).

Kemudian, selang beberapa waktu Mirna dinyatakan meninggal dan dibawa ke rumah duka Dharmais lantaran akan disimpan selama 3 hari.”Sama dokter dikasih surat kematian lalu dibawa ke Dharmais,” terangnya.

Djaja menjelaskan, dia merupakan satu-satunya dokter yang melihat Mirna usai dua jam dinyatakan meninggal karena meminum kopi berisi sianida. Dia juga jadi dokter yang melakukan penulasan atau pengawetan terhadap sahabat dari Jessica Wongso.

Kemudian, dia bertemu dengan ayah dari Mirna yaitu Edi Darmawan. Kata Djaja, Edi enggan melakukan autopsi terhadap Mirna. Padahal, dalam dunia forensik, jika meninggal tak wajar harus dilakukan autopsi. Tanpa proses itu tidak diketahui sebab mati pada manusia.

“Kita diajarin di forensik kalau mati tidak wajar harus di autopsi karena tanpa autopsi tidak ada sebab mati. Disitulah saya ketemu sama bapaknya Mirna, dia bilang dia tidak mau di autopsi,” katanya.

“Saya bilang, jika tidak di autopsi saya tidak bisa formalin karena aturannya tidak boleh,” tambah Djaja.

Kemudian, atas izin dari pihak kepolisian Djaja melakukan formalin terhadap jasad Mirna. Akan tetapi selang tiga hari keluarga Mirna mengizinkan untuk dilakukan autopi. Namun, hanya mengambil sampel saja.

“Pas malam kembang besok mau dikubur, tau-tau oke mau autopsi. Kemudian yaudah diautopsi jam 11 malam. Jam 11 malam diambil dari rumah duka, dibawa ke RS Polri,” kata dia.

Saat itu pihaknya melakukan uji sampel terhadap bagian organ Mirna yaitu isi lambung, jaringan hati, darah dan urine. Kemudian ditemukan adanya 0,2 mg sianida pada bagian lambung, namun dibagian lain tidak. Dia mengungkapkan 0,2 mg pada tubuh manusia tidak bisa menghilangkan nyawa.

Sianida dapat menyebabkan manusia meregang nyawa jika masuk ke dalam darah. Jika berada dilambung tidak memungkinkan seseorang meninggal dunia.

Selain itu, Djaja juga mengungkapkan kebenarannya saat melihat jasad Mirna. Dia mengatakan salah satu tanda seseorang keracunan sianida adalah wajahnha berwarna merah. Namun, Djaja mengungkapkan wajah Mirna berwarna biru.

“Orang keracunan sianida salah satu tanda utamanya adalah bikin muka merah terang. Ini (jasad Mirna) lebamannya biru mukanya biru jadi engga cocok. Jadi saya yakin itu bukan sianida,” pungkasnya.

Back to top button