Arena

Polisi Jerman Tangkap Fans Lazio yang Lakukan Salam Nazi


Kepolisian Jerman pada Selasa (5/3/2024) kemarin mengumumkan penangkapan sekelompok penggemar Lazio yang tertangkap kamera melakukan salam Nazi di Hofbraeuhaus, sebuah tempat minum bir terkenal di Munich, menjelang pertandingan Liga Champions antara tim Italia tersebut melawan Bayern Muenchen.

Insiden yang terjadi pada malam hari Senin tersebut menampilkan para penggemar klub yang terkenal dengan kecenderungan sayap kanannya dari Roma tersebut, melakukan gestur terlarang dan meneriakkan “Duce”, julukan untuk diktator fasis Italia, Benito Mussolini.

Di Jerman, salut Nazi bersama dengan ekspresi, gestur, dan simbol terkait Nazi lainnya dilarang keras. Polisi mengonfirmasi kepada SID, anak perusahaan AFP, bahwa seorang pemuda Italia berusia 18 tahun “telah ditemukan dan ditangkap sementara” karena melakukan salut tersebut.

Setelah membayar jaminan keamanan empat digit, penggemar tersebut kemudian dibebaskan. Hofbraeuhaus, yang merupakan situs populer bagi turis, juga merupakan tempat di mana Adolf Hitler memberikan pidato pada pendirian Partai Nazi pada tahun 1920.

Seorang juru bicara Hofbraeuhaus kepada AFP menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui insiden tersebut, namun menegaskan, “jika ada perilaku anti-konstitusional atau xenofobia yang terjadi, kami mengutuknya dengan istilah yang paling kuat.”

Gambaran para penggemar Lazio tersebut mendapat kecaman keras. “Gambaran yang memalukan, mereka merusak citra klub, semua pendukung, dan Roma,” ujar Alessandro Onorato, menteri olahraga ibu kota Italia dalam sebuah pernyataan.

Sejarah mencatat insiden rasialisme pendukung Lazio bukanlah hal yang mengejutkan. Sebelum Perang Dunia II, klub yang berbasis di ibu kota Italia itu memiliki ideologi politik yang sama seperti Benito Mussolini. Bahkan, diktaktor yang dekat dengan Adolf Hitler itu merupakan loyalis Lazio.

Sejak masih berusia dini, Mussolini kerap hadir di stadion ketika Gli Aquiloti bermain. Bukan rahasia apabila Laziale disebut squadra Mussolini karena pengaruh sang diktaktor yang masih menyerap di benak para pendukung Si Elang Biru.

Back to top button