News

Jelang KTT BRICS, Afsel Minta Dibebaskan dari Kewajiban Tangkap Putin

Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa berharap permohonannya kepada Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) terkait pembebasan kewajiban menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin, dikabulkan.

Permohonan ini disampaikan demi kelancaran pertemuan KTT BRICS–Brazil, Rusia, India, China dan Afsel–yang akan terselenggara pada Agustus mendatang.

Ramaphosa menilai, menangkap Putin sama saja menyatakan perang ke Rusia. Hal ini ia sampaikan melalui dokumen pengajuan pengadilan setempat di Afsel yang diterbitkan pada Selasa (18/7/2023), waktu setempat.

Diajukannya dokumen tersebut untuk menanggapi kasus pengadilan yang diajukan oleh oposisi Partai Aliansi Demokratis. Pihak oposisi memaksa pemerintah untuk melakukan penangkapan bila Putin tiba di Afsel.

Di dalamnya, Ramaphos menyatakan permintaan yang ia ajukan itu berdasarkan pada Pasal 97 dalam regulasi ICC, yang memperbolehkan suatu negara untuk dapat memohon agar tidak melakukan penangkapan karena terdapat potensi permasalahan yang lebih besar jika melakukan penangkapan.

“Afrika Selatan memiliki permasalahan jelas dalam melaksanakan permintaan untuk menangkap dan menyerahkan Presiden Putin. Rusia telah memperjelas bahwa menangkap presidennya yang sedang berkuasa sama saja dengan pernyataan perang,” kata Ramaphosa dalam pernyataan tertulisnya.

Diketahui, Afsel sebelumnya sudah mengancam untuk mengundurkan diri dari ICC. Menteri kehakiman Afsel Ronald Lamola pada Senin (17/7/2023) waktu setempata, menyatakan dalam acara PBB untuk memperingati 25 tahun ICC, bahwa lembaga peradilan itu harus menjaga diri untuk menjadi instrumen dari pertikaian kekuasaan global.

Back to top button