News

Jangankan 14 Juta Suara, Timnas AMIN Klaim Akan Buktikan Kecurangan TSM


Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) merespons pernyataan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman yang menyebut bila kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud ingin Pilpres 2024 berlangsung dua putaran maka harus membuktikan kecurangan 14 juta suara.

Jubir Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim menegaskan Tim Hukum Nasional AMIN saat ini sedang bekerja mengumpulkan bukti-bukti kecurangan yang dianggap terstruktur, sistematis, dan Masif (TSM). Ia pun tak gentar dengan tantangan pembuktian 14 juta suara.

“Tidak ada yang berat bagi pejuang dan ini bukan hanya sekadar perjuangan 14 juta suara tapi soal kecurangan TSM,” kata Ramli kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Minggu (18/2/2024).

“Yang terjadi dihampir seluruh pelosok negeri terutama penggunaan perangkat negara untuk pemenangan pilpres,” tutur dia menambahkan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai berat jika ingin mengulang gelaran pemilu, sebab pihak yang memohon pengulangan pesta demokrasi setidaknya perlu membuktikan adanya kecurangan sebanyak 14 juta suara.

Angka itu didapat Habiburokhman dari hasil hitung cepat atau quick count Charta Politika, pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan suara 57,81 persen, dengan asumsi hasil real count–data masuk 100 persen–menunjukkan hasil yang sama. Sehingga, menurutnya untuk membuat pilpres dua putaran, suara Prabowo-Gibran harus di bawah 50 persen.

“Hitungan kasar, perlu setidaknya tujuh persen atau equivalent dengan 14 juta suara kalau hasil Pemilu ingin diubah dari kemenangan satu putaran Prabowo-Gibran menjadi dua putaran,” katanya di Jakarta, dikutip Minggu (18/2/2024).

Back to top button