Market

Inilah Saham-saham Pilihan Senin, 7 Februari 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) potensial menuju level tertingginya sepanjang sejarah. Menurut pengamat, indeks mendapat dukungan dari berbagai katalis yang kuat dalam sepekan ke depan dengan support 6.500 dan resistance 7.000. Inilah saham-saham pilihannya.

Pada perdagangan Jumat (4/2/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan dengan penguatan 47,540 poin (0,71%) ke posisi 6.731,391. Level tertingginya di 6.731,391 atau menguat 47,540. Sedangkan terendahnya berada di 6.685,404 atau menguat 1,553 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya di 6.683.

Pengamat dan praktisi pasar modal Sem Susilo mengatakan, Februari merupakan musim rilis laporan keuangan berbagai emiten untuk full year 2021. Ia memprediksi angkanya rata-rata mencatatkan kinerja positif.

“Hal ini tentu menjadi katalis kuat bagi pasar,” katanya kepada Inilah.com melalui pesan WhatsApp akhir pekan lalu.

COVID-19 sebagai Penyakit Biasa

Sementara itu, lanjut Sem yang juga pengasuh komunitas Saham Pemenang ini, pandemi COVID-19 memberikan kabar baik di mana kasus baru korona global dalam sepekan terakhir mengalami penurunan sebesar 13%. Sementara kasus korona lokal memang naik, tapi masih dalam batasan wajar.

“Tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab, total vaksinasi sudah mencapai 90% dari sasaran dan kita adalah negara khatulistiwa yang mendapat proteksi ekstra dari alam,” ucapnya tandas.

Lebih jauh ia menegaskan bahwa lonjakan Omicron akhir-akhir ini merupakan fenomena varian akhir. Ujung pandemi korona sudah semakin dekat. Salah satu indikasinya adalah casfatality rate alias CFR yang semakin rendah.

Saat ini CFR global hanya menunjukkan angka 0,3%. Bandingkan dengan awal korona yang mencapai 5%. “Jadi, Omicron dan varian turunannya saya sinyalir adalah varian-varian akhir COVID-19, dari pandemi menuju endemi, penyakit biasa,” ujarnya.

Arah IHSG Selanjutnya: All Time High

Dengan penutupan Busa Efek Indonesia (BEI) di 6.731, menurut Sem, indeks saham domestik sedang menuju level tertingginya sepanjang sejarah atau all time high (ATH). Posisi tersebut tercapai 22 November 2021 di mana indeks menyentuh 6.754.

Ia memperkirakan, IHSG berpotensi menuju ATH dalam sepekan ke depan. Sebab, indeks mendapat dukungan dari berbagai katalis yang kuat. “Secara teknikal sederhana, IHSG bergerak dengan support 6.500 dan resistance 7.000,” ungkap dia.

Katalis lain dari IHSG, menurut Sem, adalah faktor kenaikan harga komoditas. “Ekonomi dan bursa kita juga sangat beruntung dengan tingginya harga komoditas. Sebab, kita merupakan negara produsen komoditas. Segala macam komoditas kita ada,” tuturnya tandas.

Kondisi tersebut berbeda dengan IHSG tahun-tahun sebelumnya yang memiliki beban masa lalu. “Tahun-tahun yang lalu, bursa kita terbebani kasus asuransi dan reksa dana bermasalah. Hal ini sangat mengganggu pasar. Saat ini beban itu sudah terselesaikan sehingga menjadi katalis pendorong pasar,” papar Sem.

Saham Pilihan di Sektor Komoditas dan Kesehatan

Untuk saham-saham pilihan, Sem menyarankan kepada para pemodal untuk fokus kepada sektor komoditas dan kesehatan. Saham-saham di sektor ini, menurut dia, masih menjadi pilihan potensial untuk jangka pendek. Saham-saham pilihannya yang dapat menjadi pertimbangan adalah:

  1. Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
  2. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
  3. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
  4. Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
  5. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA)
  6. PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
  7. Saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME)

Klaster Konstruksi dan Properti

Sementara klaster saham konstruksi dan properti, menurut Sem, juga potensial. Akan tetapi, ia menggarisbawahi, sektor ini mengalami tekanan negatif jika lonjakan COVID-19 terlalu tinggi.

“Jadi, begitu korona reda boleh bidik sektor properti dan konstruksi,” ujarnya.

Yang satu klaster dengan saham sektor ini adalah sektor semen dan baja. Saham-saham unggulan di klaster ini adalah:

  1. Saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
  2. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
  3. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
  4. Saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
  5. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP)

Di semua itu, Sem menyarankan untuk selalu menerapkan pola trading dan investasi yang sehat. “Diversifikasi sektor, prefer saham sehat dan murah, jangan berutang, dan teruslah belajar menuju kemandirian analisis,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button