News

Imam Besar Istiqlal: Ulama Perlu Dilibatkan Sejak Dini, Bukan Hanya saat Krisis

Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya keterlibatan ulama sejak awal dalam proses perencanaan dan penyelesaian masalah, bukan hanya ketika krisis telah terjadi. Hal tersebut ia ungkapkan saat konferensi internasional untuk perdamaian global di Jakarta, Minggu (21/5/2023).

“Dalam masa krisis, bahasa agama sangat efektif, bukan hanya bahasa politik dan birokrasi yang dapat menyelesaikan persoalan,” ujar Nasaruddin. Menurutnya, dalam situasi krisis, topik-topik seperti kejujuran dan kesabaran, yang sangat penting bagi umat, lebih tepat disampaikan melalui bahasa agama.

Nasaruddin juga berpendapat bahwa ulama harus lebih banyak dilibatkan dalam berbagai diskusi, baik yang menyangkut akibat maupun sebab dari suatu persoalan. “Ulama harus diajak berbicara tidak hanya di sektor hilir, tetapi juga di sektor hulu yang menyebabkan sebab itu muncul, agar pemahamannya utuh,” ungkapnya.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini pun menekankan pentingnya melibatkan ulama dalam perencanaan kebijakan. Dalam hal ini, mereka seharusnya diajak berdiskusi dengan lembaga seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, bukan hanya dipanggil saat masalah sudah terjadi.

“Ulama selama ini diperlakukan seperti pendorong mobil mogok, begitu jalan, ditinggalkan. Padahal, sebaiknya ulama dilibatkan agar masalah dapat dicegah dari awal,” ucap Nasaruddin.

Terakhir, ia menyerukan perlunya sinergi antara ulama dengan umaro (pemimpin). Menurutnya, keduanya harus dapat berbicara dalam bahasa yang sama, sehingga tercipta suatu kesadaran yang utuh di masyarakat. “Bahasa birokrasi dan agama harus ada, keduanya penting untuk menggaet loyalitas dan kesadaran utuh masyarakat,” tutupnya.

Back to top button