News

Ijazah Gibran, Pansos PDIP dan Gejala Tahun Politik

Di tahun politik jelang Pemilu 2024, kabar bernada miring dan menyerang pribadi lawan sudah jadi sarapan baik bagi publik ataupun para kontestan pesta demokrasi.

Senasib dengan sang ayah, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka juga diserang dengan narasi usang, yakni dugaan ijazah sarjana palsu. Serangan ini gencar berseliweran di media sosial.

Langkah yang diambil Gibran mirip dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mendiamkan saja narasi yang kontraproduktif seperti ini. Tapi para pengusungnya memandang perlu bersuara untuk meluruskan fitnah seperti ini

Juru bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Rian Ernest menilai narasi sumbang ini sebagai tanda memanasnya tahun politik. “Inilah gejala bahwa tahun politik sudah di depan mata. Jadi isu-isu yang kita juga tidak tahu dari mana datangnya mulai beredar,” kata Rian di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu, (18/11/2023).

Rian mengatakan pihaknya akan mengonfirmasi terlebih dahulu ihwal kebenaran informasi itu di internal TKN Prabowo-Gibran. “Saya akan cek di internal seperti apa, tapi setahu saya sampai hari ini enggak ada pembahasan soal itu,” ujarnya.

Dokter Tifa, seorang ahli saraf nutrisi yang mungkin ingin mencoba dunia politik, tiba-tiba melontarkan cuitan sumbang di akun X miliknya @DokterTifa. Isinya, tuduhan Gibran mengantongi ijazah palsu.

Dalam unggahannya ia meyakini Gibran memiliki ijazah palsu dari program Insearch di University of Technology Sydney (UTS), Australia

“Insearch UTS, program persiapan masuk University Technology Sidney. Dia keluarkan Sertifikat kursus atau yaaa setara D1 lah,” kata Dokter Tifa lewat cuitannya.

Bahkan, untuk meyakinkan ia lulus dan mengantongi ijazah, beredar foto saat pemilik nama lengkap Gibran Rakabuming Raka itu wisuda. Namun menurut Dokter Tifa, bahwa lulusan Insearch UTS, tak menerima ijazah. “Artinya Wisudawan adalah penerima sertifikat kursus, bukan Ijazah Bachelor/Sarjana UTS,” tulis Dokter Tifa dalam cuitan tersebut.

Di unggahannya yang lain, Dokter Tifa memposting foto Gibran saat menjadi wisudawan University of Bradford UK. Tak kalah nyinyir dari postingan sebelumnya, ia melontarkan pertanyaan satire.

“Kuliahmu jane neng endi to le @gibran_tweet Singapore, Australia, opo Inggris?,” tulis Dokter Tifa yang disertai foto sosok Gibran saat wisuda.

PDIP tidak mau ketinggalan, memanfaatkan panggung yang secara ‘kebetulan’ sudah disediakan oleh Dokter Tifa. Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto mengatakan masyarakat Indonesia membutuhkan wakil presiden yang memiliki latar belakang pendidikan yang memumpuni.

“Rakyat Indonesia inginkan presiden, wapres itu mumpuni, pendidikan mumpuni, karakter mumpuni, keluarga juga bisa jadi teladan, prestasinya juga mumpuni,” kata Hasto di Jakarta, Sabtu (18/11/2023).

Hasto melanjutkan, dengan latar belakang yang mumpuni, tidak ada lagi perdebatan terkait ijazah palsu atau tidak. Pernyataan ini menyimpan makna tersembunyi, yang menyatakan bahwa paslon nomor urut 3 lebih berbobot. “Itu kan cermin juga harapan rakyat, sehingga tidak ada drama terkait juga dengan sekolah dengan ijazah, karena itu suatu hal yang tidak bisa dibuat dengan drama, ya,” katanya.

Ramainya soal tuduhan ini, membuat  Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nizam buka suara. Ia mengonfirmasi Gibran mengantongi gelar Bachelor of Science dari University of Bradford, Singapura.

Hal itu tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan tentang Hasil Penilaian Kesetaraan Ijazah Lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri Atas Nama Gibran Rakabuming Raka.

Surat dengan nomor 2296/Belmawa/Kep/IJLN/2019 itu menyatakan, ijazah atas nama Gibran Rakabuming Raka dari University of Bradford telah disetarakan dengan Sarjana di Indonesia. Lembar keputusan diteken oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Paristiyanti Nurwardani pada 8 Agustus 2019. Melalui keputusan ini, diketahui Gibran menamatkan studi di bidang marketing.

“Ijazah Gibran diterbitkan pada 14 November 2010 di Singapura. “Bachelor-nya dari Singapura. Dari penyetaraan tersebut, Mas Gibran sarjana dari Singapura,” kata Nizam di Jakarta, baru-baru ini.

Senasib dengan Jokowi

Narasi terkait ijazah palsu memang bukan yang pertama. Sebelumnya Jokowi juga menjadi sasaran dari fitnah ini. Awal 2019 beredar narasi di media sosial yang menyatakan bahwa ijazah SMP dan SMA Jokowi palsu.

Narasi tersebut menyebutkan bahwa Jokowi bukan lulusan SMA Negeri 6 Solo, seperti yang selama ini diketahui. Klaim itu disandingkan dengan narasi bahwa SMAN 6 Surakarta baru berdiri pada 1986, sementara dalam ijazahnya Jokowi lulus SMA pada 1980.

Lalu pada Januari 2019, polisi telah menyelidiki penyebar narasi hoaks tersebut. Brigjen Dedi Prasetyo, yang ketika itu menjabat Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, mengumumkan penangkapan tersangka atas nama Umar Kholid Harahap.

“Yang bersangkutan tidak dilakukan penahanan, karena diterapkan Pasal 14 ayat 2 kemudian Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 dan 207 KUHP,” ujar Dedi kala itu.

Narasi pun berlanjut. Oktober 2022, seorang penulis bernama Bambang Tri Mulyono mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat soal keaslian ijazah SD, SMP dan SMA. Gugatan itu terdaftar dalam perkara nomor 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst dengan klasifikasi perkara perbuatan melawan hukum (PMH).

Selain ijazah SD, SMP, dan SMA, beredar klaim di media sosial yang menyatakan bahwa ijazah strata 1 (S1) Jokowi juga palsu.
Berdasarkan perbandingan foto wajah Jokowi saat wisuda, pengguna Twitter ini mengeklaim bahwa Jokowi bukanlah lulusan asli UGM.

Terkait narasi viral itu, Rektor Universitas Gajdah Mada (UGM), Ova Emilia telah menyampaikan klarifikasi dan memastikan keaslian ijazah S1 Jokowi. “Atas data dan informasi yang kami miliki dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini keaslian mengenai ijazah S1 insinyur Jokowi dan yang bersangkutan benar-benar lulusan fakultas kehutanan UGM,” kata Ova, Selasa (11/10/2022).

Back to top button