News

Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar, Mahfud: Ibu Mega yang Menentukan Jadwalnya

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Meski begitu, dia mengeklaim tak pernah membahas soal bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan mendampingi bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.

“Oh ndak ada,” kata Mahfud di Jakarta, Selasa (3/10./2023.

Pernyataan itu dikemukakan Mahfud merespons soal kabar dirinya masuk nominasi bacawapres Ganjar Pranowo.

Dia menjelaskan, momen pertemuannya dengan Megawati salah satunya terjadi pada Rakernas IV PDIP akhir pekan lalu. Menurut Mahfud, Megawati tidak melontarkan sesuatu hal terkait cawapres.

“Masa nawarin cawapres di tempat begitu. Nanti urusan Bu Mega yang akan menentukan jadwal (pengumuman bacawapres Ganjar),” kata Mahfud menambahkan.

Mantan Menteri Pertahanan di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu mengatakan, pertemuannya dengan Megawati hanya membahas mengenai konstitusi dan ideologi sesuai dengan ranah masing-masing. Sebab, Megawati kini juga tercatat juga merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Mahfud enggan berkomentar lebih jauh soal sejumlah survei dan pandangan pengamat yang meyebutkan apabila dirinya dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, maka bakal menuai jumlah pendukung cukup tinggi. Mahfud berpandangan, hal semacam itu belum bisa dipastikan lantaran semuanya masih bisa berubah hingga pendaftaran calon presiden (capres) dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibuka pada 19 Oktober 2023

“Ya itu biar berkembang lah sesuai dengan perkembangan politik kita dan mengarah pada jadwalnya nanti,” ujar Mahfud.

Sebelumnya, pada Selasa (26/9/2023), peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai sosok Mr. X dan Mrs. X yang disebutkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai bacawapres pendamping Ganjar Pranowo adalah Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa.

Saidiman Ahmad menilai kedua tokoh tersebut adalah kader Nahdlatul Ulama (NU) dan berasal dari Jawa Timur.

Menurut dia, jika melihat sejarah PDIP dalam kontestasi pemilu presiden, partai tersebut selalu menggandeng tokoh NU menjadi cawapres, kecuali pada Pilpres 2009, saat Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto.

“Mahfud pertimbangannya adalah representasi NU dan Jawa Timur. NU dan Jatim selama ini suaranya condong kepada Ganjar sehingga dengan memunculkan Mahfud, kemungkinan untuk menjaga basis massa,” ujar Saidiman di Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Dia menilai, PDIP berkepentingan menjaga basis massa, jangan sampai pindah. Sebab, ada upaya dari bacapres Anies Baswedan untuk menarik massa NU dan Jatim dengan merekrut Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres.

Back to top button