Situasi internal Chelsea sedang tidak stabil setelah gagal memetik kemenangan dalam dua laga terakhir. Mereka juga mengalami turbulensi setelah pemecatan Manajer Graham Potter. Namun, Chelsea berharap bisa bangkit ketika menjamu Liverpool dalam pertandingan Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, pada Rabu (5/4/2023) pukul 02.00 WIB.
Potter kena pecat setelah kekalahan 0-2 dari Aston Villa pada Sabtu (1/4/2023) membuat kesabaran pemilik Chelsea, Todd Boehly, habis. Potter yang masuk pada September 2022 hanya bertahan kurang dari tujuh bulan di klub. Selama masa jabatannya, Chelsea hanya berhasil meraih 12 kemenangan dari 31 pertandingan yang dijalani sepanjang September 2022 hingga April 2023. Mereka juga tersingkir di babak ketiga Piala FA dan Piala Liga serta berada di peringkat ke-11 di Liga Inggris.
Chelsea resmi mengumumkan pemecatan Potter dalam pernyataannya, “Chelsea FC telah mengumumkan bahwa Graham Potter telah meninggalkan klub. Graham telah setuju berkolaborasi dengan klub untuk memfasilitasi transisi yang mulus. Selama waktunya bersama klub, Graham telah membawa kami ke perempat final Liga Champions di mana kami akan menghadapi Real Madrid.”, tulis pernyataan resmi Chelse dalam laman resminya.
Fenomena manajer baru
Pemecatan Potter memperpanjang tradisi Chelsea yang sering mengganti manajer jika tidak puas dengan kinerjanya. Namun, pemecatan Potter terjadi di saat kompetisi sudah memasuki tahap akhir. Untuk mengatasi kekosongan manajer, petinggi Chelsea menunjuk Bruno Saltor sebagai manajer interim. Saltor merupakan asisten Potter yang pindah dari Brighton. Meski belum berpengalaman menjadi manajer ataupun pelatih kepala, Chelsea masih berharap Saltor bisa membawa perubahan positif pada tim.
Fenomena manajer baru di Liga Inggris menunjukkan bahwa pergantian manajer seringkali membawa dampak positif pada klub. Data menunjukkan bahwa dari 26 pergantian manajer sejak musim 2017-2018, 20 manajer baru mencetak lebih banyak poin per laga dalam lima laga pertamanya sebagai manajer berbanding dengan pendahulunya.
Chelsea sendiri pernah merasakan manfaat dari pergantian manajer. Di Matteo yang diangkat sebagai manajer interim pada Maret 2012 berhasil membawa Chelsea meraih trofi juara Liga Champions Eropa pada akhir musim itu. Tuchel pun sukses menggantikan Frank Lampard pada awal tahun 2021. Chelsea yang sempat terjerembap di peringkat ke-11 Liga Inggris berhasil bangkit dan finis keempat pada akhir musim serta meraih gelar juara Liga Champions.
Meski belum ada korelasi yang jelas antara manajer baru dan hasil bagus suatu klub, manajer baru dipercaya dapat membawa gairah baru dan memotivasi para pemain.
Tantangan Klopp
Kontras dengan Chelsea, Liverpool masih percaya dengan Manajer Juergen Klopp meskipun mereka tengah terpuruk. Mereka menelan tiga kekalahan beruntun, terakhir dari sang juara bertahan, Manchester City, 1-4, akhir pekan lalu. Mereka bakal puasa gelar setelah tersingkir di Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga Inggris.
Setelah melewati rentetan hasil buruk, Klopp mengakui perlunya sejumlah perubahan dalam susunan pemain. ”Kami tidak bisa terus bermain seperti ini (tampil buruk) dari waktu ke waktu. Saya sangat kecewa. Kami harus segera menemukan jalan keluar,” ujar Klopp.
Namun, laga melawan Chelsea bisa saja menjadi panggung terakhir Klopp jika kembali menelan kekalahan. Selain kabar pemecatan Potter, Liga Inggris juga ramai isu pemecatan Klopp. Namun, Klopp mengaku tidak takut terkait isu pemecatan oleh Fenway Sport, pemilik Liverpool.
Klopp harapnya masih bisa mengangkat performa tim dan membawa Liverpool finis di peringkat empat besar pada akhir musim ini. Liverpool kini menempati peringkat ke-8 dengan koleksi 42 poin, terpaut delapan poin dari MU di peringkat keempat.
Simply unstoppable from the skipper 😍
Take a look at some memorable strikes from our previous trips to Stamford Bridge 👌 #CHELIV
— Liverpool FC (@LFC) April 3, 2023
Ibnu Naufal
