Kanal

Haul Syekh Nawawi Al-Bantani ke-131, Wapres Ma’ruf Soroti Pentingnya Penyambung Ilmu Ulama


Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyoroti pentingnya peran Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai penyambung dan pemaham ilmu ulama dalam sebuah acara peringatan yang digelar di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Jumat (3/5/2024). 

Dalam acara tersebut, yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dan ulama, Wapres menggambarkan Syekh Nawawi sebagai “transmitter” yang meneruskan ilmu para ulama terdahulu kepada generasi berikutnya, mencegah kesalahpahaman dalam pemahaman agama.

“Beliau (berperan) sebagai penyambung sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau juga bisa memahami secara salah apa yang diucapkan oleh para ulama terdahulu itu melalui syarah-syarah beliau itu,” kata Wapres pada acara Haul ke-131 Syekh Nawawi Al-Bantani di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (3/5) malam.

Syekh Nawawi, yang lahir pada tahun 1815 di Banten, telah dikenal luas karena keahliannya dalam menyampaikan dan menjelaskan ajaran-ajaran Islam yang kompleks, terutama melalui karya-karyanya yang masih digunakan sebagai referensi ilmiah hingga saat ini, termasuk di beberapa universitas internasional. 

Wapres menjelaskan bahwa seperti transmisi listrik yang menyambungkan arus ke gardu listrik, Syekh Nawawi menghubungkan ilmu pengetahuan spiritual yang mendalam dari satu era ke era berikutnya, menghindari ‘kebakaran’ pemahaman yang salah yang bisa mengganggu stabilitas sosial dan spiritual.

Lebih lanjut, Ma’ruf Amin memperjelas bahwa Syekh Nawawi tidak hanya menafsirkan ilmu-ilmu tasawuf dalam konteks spiritualitas semata, tetapi juga mengaitkannya dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa kepasrahan spiritual harus diimbangi dengan usaha lahiriah yang nyata.

Dalam konteks kesehatan global, seperti pandemi COVID-19, Wapres menggunakan tafsiran Syekh Nawawi untuk mengilustrasikan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi ancaman nyata yang datang. Ini menggambarkan relevansi ajaran Syekh Nawawi tidak hanya dalam konteks historis atau religius tetapi juga dalam menghadapi tantangan global masa kini.

“Dan karangannya ada yang dijadikan bahan-bahan tesis. Artinya, itu untuk mendapatkan gelar sarjana S2, salah seorang anak kita membuat tesis S2 di Kanada mengomentari tentang pemahaman tasawuf Syekh Nawawi,” ungkap Wapres.

Kehadiran dan komentar Wapres ini menandai pengakuan negara terhadap kontribusi Syekh Nawawi dalam pengembangan pemahaman Islam yang lebih dalam dan aplikatif di Indonesia, serta menunjukkan pentingnya pemikiran ulama besar Indonesia dalam diskursus global tentang Islam dan keilmuan.

Back to top button