News

Bukan Hanya 114, Prabowo Minta Belanda Kembalikan Seluruh Artefak yang Dicuri

Ketua Umum sekaligus bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto meminta Kerajaan Belanda mengembalikan seluruh artefak milik kerajaan-kerajaan di Indonesia yang telah mereka rampas semasa menjajah. Prabowo menyebut pemimpin-pemimpin negeri Kincir Angin itu sudah sadar atas apa yang telah mereka lakukan kepada Indonesia dahulu.

“Alhamdulillah sekarang pemimpin-pemimpin Belanda sadar apa yang mereka lakukan terhadap bangsa kita, rajanya sudah minta maaf,” kata Prabowo dalam Acara Konsolidasi Kader Partai Gerindra Dapil Empat Jakarta Timur di Jakarta International Velodrome (JIV), Jakarta, Minggu (16/7/2023).

Menurut Prabowo, hal ini menjadi kemajuan karena saat ini Belanda telah meminta maaf karena telah merampas kekayaan Indonesia pada masa penjajahan dahulu. Selain itu, ia juga menyebut bahwa Belanda akan mengembalikan berbagai artefak yang bernilai tinggi tersebut.

“Ada banyak artefak, totalnya 114 mau dikembalikan. Ada yang ke Lombok dan sebagainya,” ungkap Prabowo.

Ia juga berharap pihak Kerajaan Belanda akan mengembalikan semua artefak yang telah mereka rebut dari Indonesia, bukan hanya 114 artefak saja.

Indonesia menyambut baik dikembalikannya ratusan artefak budaya yang diambil –terkadang dengan paksa– selama masa penjajahan Belanda. Tindakan itu menjadi langkah kemajuan besar dalam upaya restitusi di seluruh dunia.

Benda-benda itu berupa perhiasan emas hingga ukiran candi abad ke-13. Ratusan artefak itu secara resmi diserahkan kembali ke Indonesia dalam sebuah upacara di Leiden, Belanda, Senin (10/7/2023).

Artefak-artefak itu adalah yang pertama yang dikembalikan ke negara pemiliknya, atas saran komisi di Belanda yang dibentuk pada 2022 untuk mempelajari permintaan negara-negara untuk mengembalikan artefak itu ke museum negara. Komisi tersebut tengah mempertimbangkan lebih banyak lagi permintaan restitusi dari Indonesia, Sri Lanka, dan Nigeria.

“Kami sangat senang. Ini adalah momen yang sangat bersejarah bagi kami, Indonesia dan Belanda, serta hubungan kedua negara,” ujar Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.

Back to top button