Ototekno

Ledakan Investasi Digital Crypto di Indonesia: Antara Potensi dan Tantangan Regulasi


Investasi aset kripto di Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan, dengan jumlah investor mencapai 20 juta dan transaksi total tahunan sebesar Rp211,1 triliun. Di tengah lonjakan ini, tantangan berkaitan dengan edukasi dan regulasi masih menjadi isu utama yang diperdebatkan banyak pihak.

Dalam upaya mengatasi isu tersebut, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) bekerja sama dengan Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (BAPPEBTI) mengadakan diskusi dalam program Pop-In Podcast PINTU dengan tema “Langkah Bappebti Kembangkan Pasar Crypto Indonesia”. Hadir sebagai pembicara, Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) BAPPEBTI, dan Malikulkusno Utomo (Dimas), General Counsel PINTU.

Tirta Karma Senjaya mengungkapkan bahwa BAPPEBTI memegang peranan penting dalam mengatur pasar kripto.

 “Kami dihadapkan pada tantangan besar untuk meregulasi investasi crypto yang luas jangkauannya, dari hulu ke hilir, namun kami tetap memberikan ruang untuk eksplorasi dan inovasi bagi industri serta menjaga keamanan dan kenyamanan para investor,” jelas Tirta.

Lebih lanjut, Tirta menambahkan bahwa kerjasama antara pemerintah dan lembaga terkait sangat diperlukan untuk mengembangkan industri ini secara menyeluruh. 

“Kami yakin bahwa penggunaan blockchain dapat memberikan keuntungan besar bagi Indonesia jika dikembangkan lebih jauh,” kata Tirta.

Sementara itu, Malikulkusno Utomo menyoroti tantangan spesifik yang dihadapi oleh para pedagang dalam industri kripto Indonesia. “Investasi crypto sangat cepat berubah dan menghasilkan berbagai kasus penggunaan baru setiap hari, yang membutuhkan regulasi yang cepat dan adaptif,” ungkap Dimas. Dia juga menekankan pentingnya edukasi sebagai kunci untuk membantu investor memahami risiko yang terlibat.

Menurut survei terbaru oleh Coinvestasi, sebanyak 53% dari 1086 responden mengalokasikan lebih dari Rp500 ribu untuk investasi kripto, menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap aset digital ini.

Tirta Karma Senjaya menutup diskusi dengan menyoroti perubahan dalam preferensi aset kripto di Indonesia, dengan USDT, BTC, PEPE, SHIBA INU, dan DOGE menjadi aset yang paling banyak diperdagangkan. “Kami bertekad untuk terus memberikan edukasi menyeluruh dan mengembangkan ekosistem yang aman untuk investor, serta memastikan kestabilan layanan oleh para pedagang kripto,” pungkas Tirta.

Investasi kripto di Indonesia terus berkembang, namun tantangan yang dihadapi membutuhkan tindakan regulasi dan edukasi yang komprehensif untuk memastikan bahwa perkembangan industri ini berlangsung dalam koridor yang aman dan menguntungkan bagi semua pihak terkait.

Back to top button