News

Benarkah Tanpa Kekuatan Militer, Gaza Tertindas?


Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam paparan visi misi pada debat pilpres ketiga, menyebut bahwa sebuah bangsa haruslah memiliki militer yang kuat. Hal ini, menurut Prabowo, akan membuat sebuah bangsa dipandang, dan menjadi salah satu upaya menangkal upaya bangsa lain untuk mengintervensi.

“Kalau kita buka buku ilmu pengetahuan yang paling dasar, kekuatan nasional harus ada kekuatan militer,” tegas Prabowo di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).

Prabowo mencontohkan bagaimana nasib warga Gaza, Palestina saat ini.

“Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti di Gaza seperti ini, akan diambil kekayaannya, akan diusir dari tanah airnya. Tidak bisa tidak, kita harus kuat,” lanjutnya.

Apakah benar Gaza tidak memiliki kekuatan militer sehingga ditindas oleh Israel?

Penelurusan Data

Dikutip dari laman Al Jazeera, deklarasi Balfour menjadi awal terjadinya pemberian rumah bagi warga Yahudi di Palestina. Mandat Inggris ini dibentuk pada 1923-1948, dan selama periode tersebut, Inggris memfasilitasi imigrasi massal orang Yahudi.

Kemudian pada 1947, populasi Yahuni meningkat hingga 33 persen di Palestina dengan 6 persen kepemilikan tanah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian mengadopsi resolusi 181, dengan menyerukan pembagian negara-negara Arab dan Yahudi. Sontak, Palestina menolak rencana tersebut.

Sebelum berakhirnya mandat ini, militer zionis sudah melancarkan operasi militer, untuk menghancurkan desa-desa di Palestina dan memperluas wilayah kependudukannya. Dan pembantaian ini terus terjadi hingga hari ini.

Di balik hal itu, sebenarnya terdapat beberapa organisasi militer yang ada di Gaza, yaitu Hamas yang didirikan sejak 1987 oleh Ahmed Yassin. Kemudian ada Hizbullah yang merupakan sebuah parpol sekaligus kelompok militan muslim syiah yang berbasis di Lebanon.

Serta, Jihad Islam Palestina (PIJ) didirikan pada tahun 1981 oleh seorang dokter dari Rafah, Fathi Abd al-Aziz al-Shikaki. 

Back to top button