Ototekno

Bos WhatsApp: Kalian Boleh Tak Pakai WA Asal Jangan Gunakan Telegram

Persaingan sejati di ranah aplikasi perpesanan instan dapat dilihat antara WhatsApp dan Telegram, misalnya. Para petinggi mereka sering saling “senggol” satu sama lain untuk menunjukkan mengapa mereka lebih unggul dari yang lain.

Will Cathcart, direktur WhatsApp, baru-baru ini mengkritik fitur privasi dan keamanan Telegram. Dalam sebuah wawancara dengan Wired, dia menjelaskan hal tersebut.

Mungkin anda suka

Chathcart menekankan bahwa, tidak seperti WhatsApp, Telegram tidak memiliki standar enkripsi end-to-end (E2EE). Dia juga memulai utas di akun Twitternya yang menyoroti enkripsi yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya.

Enkripsi adalah fitur penguncian informasi. Informasi yang dikirim oleh pengguna, tak akan bisa dibaca kecuali oleh pengirim dan penerima. Enkripsi ini membutuhkan kunci enkripsi, yang di WhatsApp, terpasang di ponsel penerima dan pengirim.

Enkripsi ini memungkinkan pesan tidak terbaca oleh pihak ketiga, termasuk WhatsApp-nya sendiri.

Of course, I recognize that some will say I’m self-interested in critiquing Telegram. But there are many other great end-to-end encrypted messaging apps people can choose from. If you aren’t going to use WhatsApp, use one of them – don’t use Telegram.

— Will Cathcart (@wcathcart) February 10, 2023

Namun di aplikasi Telegram, enkripsi hanya menyala jika mode “Secret Chat” diaktifkan. Jika tidak, maka pesan terkirim layaknya teks normal.

“Telegram tidak dienkripsi end-to-end secara default dan tidak menawarkan E2EE untuk grup. Telegram memiliki kapasitas untuk membagikan hampir semua informasi rahasia yang diminta pemerintah,” ungkap Will Cathcart.

“Saya menyadari bahwa beberapa orang akan mengatakan bahwa saya tertarik untuk mengkritik Telegram. Tetapi ada banyak aplikasi perpesanan terenkripsi hebat lainnya yang dapat dipilih orang. Jika Anda tidak akan menggunakan WhatsApp, gunakan salah satunya – jangan gunakan Telegram,” katanya.

Ketiadaan E2EE ini, jelas Chathcart, memungkinkan pesan yang dikirim terbaca oleh pihak ketiga, termasuk salah satunya mata-mata Rusia. Chathcart juga menuduh Telegram menyebar lokasi pengguna di radius 3 km yang dimanfaatkan oleh kepentingan Rusia dalam perang melawan Ukraina yang sedang terjadi saat ini.

Ini bukan pertama kalinya WA menyerang kekurangan fitur enkripsi. Telegram beralasan bahwa enkripsi secara menyeluruh hanya memperberat proses back-up.

Dan Telegram juga menyinggung bahwa E2EE di WhatsApp hanya akal-akalan Meta. Contoh, ketika di-backup ke Google, enkripsi itu secara otomatis nonaktif, jelas Telegram, seperti dilansir dari Gizchina.

Isu Telegram menyebar lokasi pengguna ketika konflik Rusia – Ukraina juga pernah naik sebelumnya. Telegram tentu saja membantah tudingan tersebut.

Back to top button