News

Isu Keretakan Megawati dengan Jokowi, Pakar: Mereka Memang Selalu Panas-Adem

Isu keretakan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ditanggapi santai oleh pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Menurutnya, hubungan kedua tokoh ini memang sering naik turun alias panas-adem. “Saya melihatnya hubungan Jokowi dan Megawati kan dari dulu naik turun, panas adem mungkin salah satu dari hubungan panas adem yang akhir-akhir ini terkait persoalan cawapres itu,” kata Ujang kepada Inilah.com di Jakarta, Minggu (4/6/2023).

Lebih lanjut, Ujang menilai wajar jika saat ini tensi Megawati diisukan naik, karena putri proklamator Bung Karno ini memang tegas, tidak pernah mau diintervensi oleh pihak lain. Mengingat posisinya sebagai ketua umum partai.

“Tentu PDIP dan Megawati tidak mau diintervensi oleh Jokowi, Karena kan PDIP sendiri punya tiket, golden ticket 20 persen untuk bisa memasangkan capres dan cawapresnya untuk bisa didaftarkan di Komisi Pemilihan Umum (KPU),” jelas dia.

Dengan begitu, terkait nama-nama sosok cawapres yang diusung oleh siapapun, sudah pasti tidak akan selalu ditanggapi oleh Megawati karena memang hal tersebut merupakan hak prerogatif sebagai ketum partai.

“Saya melihatnya hal yang tidak aneh dan biasa saja, hal yang wajar saja jika PDIP atau Megawati menanggapi dingin terkait soal cawapres yang diajukan Jokowi. Meskipun Jokowi presiden tetap Megawati menganggapnya sebagai petugas partai,” pungkasnya.

Diketahui, berdasarkan laporan The Straits Times yang dikutip Sabtu (3/6/2023), terjadi keretakan hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini terkait bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilu tahun depan.

Mengutip sumber dari dalam partai, Megawati telah ‘mengesampingkan’ peran Jokowi dalam memilih cawapres untuk Ganjar. Hal tersebut disebut telah menimbulkan rasa tak nyaman bagi Jokowi.

Adapun, Jokowi yang tak lama lagi menyelesaikan periode kedua pemerintahannya tak bisa lagi maju sebagai capres. Hal itu menimbulkan kekhawatiran sejumlah kebijakan yang telah dimulai tidak berlanjut.

Alhasil, Jokowi sangat ‘berkepentingan’ untuk terlibat dalam pemilihan cawapres yang diusung partainya, PDIP. “Dua tokoh yang diunggulkan Jokowi menjadi cawapres Ganjar disikapi dingin oleh Megawati,” kata politisi senior PDIP yang tak mau disebutkan namanya itu, sebagaimana dikutip The Strait Times.

Kedua tokoh tersebut adalah Menteri Pariwisata Sandiaga Uno yang berperan penting dalam membantu menantu Jokowi, Bobby Nasution, memenangkan pemilihan Wali Kota Medan pada 2020. Seorang lagi adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang keluarganya disebut donatur utama kampanye kepresidenan Jokowi pada 2019.

Menurut politisi lain, hal ini memperparah ketidaknyamanan Jokowi, yang sebelumnya juga kaget dengan waktu pengumuman Ganjar sebagai capres dari PDI-P pada 21 April. Politisi, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan hal ini dapat mendorong Jokowi yang tidak senang untuk mendukung kandidat saingan partainya, Prabowo Subianto.

Back to top button