Arena

Antiklimaks Bagas/Fikri

Tampil nyaris tanpa cela sejak babak perempat final dan semifinal, duet Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri justru tampil under perform di final Denmark Open 2023, Minggu (22/10/2023).

Kekalahan Bagas/Fikri oleh Aaron Chia/Soh Wooi Yik di partai puncak dua gim langsung13-21, 17-21, dinilai sebagai kebalikan dari saat bermain dalam babak-babak awal di Odense. Saat melawan ganda Korea Selatan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae yang merupakan salah satu ganda terbaik, Bagas/Fikri tampil energik dan penuh determinasi. Pukulan-pukulannya benar-benar terukur dan mematikan. Pertahanan juara All England 2022 itu sangat solid hingga sulit ditembus.

“Jadi antiklimaks dengan partai dari babak pertama sampai semifinal kemarin yang bisa bermain sangat baik dan penuh percaya diri,” kata ganda putra Pelatnas Aryono Miranat dalam keterangan resmi yang diterima Selasa (24/10/2023).

“Bagas/Fikri sudah cukup baik bisa masuk final Denmark Open Super 750, tapi bukan yang terbaik. Penampilan di final masih terlihat kurang percaya diri, banyak pukulan yang ragu-ragu, banyak melakukan kesalahan sendiri,” sambung Coach yang dijuluki Naga Air tersebut.

Aryono juga melihat faktor kekalahan Bagas/Fikri tak hanya karena faktor internal, tetapi juga sisi lawan.

Ganda putra Malaysia itu dinilai Aryono bermain pada kondisi baik, apalagi mereka mempunyai strategi andal dalam meredam agresivitas Bagas/Fikri untuk mengejar ketertinggalan.

“Pasangan Malaysia pun bermain baik terutama permainan depan netnya, jadi posisi Bagas/Fikri selalu tertekan. Ke depan harus tampil lebih baik lagi, lebih percaya diri lagi, jadikan pengalaman untuk pertandingan ke depan,” papar Aryono.

Evaluasi pun tak hanya ia berikan kepada Bagas/Fikri, namun juga seluruh ganda putra Indonesia yang mengikuti Denmark Open 2023.

Secara terbuka dia mengakui timnya masih kurang maksimal dan kurang konsisten dalam menjaga fokus.

Berulang kali ganda putra Indonesia tak bisa mempertahankan pola permainannya sendiri sampai berbalik ditekan lawan.

“Masih kurang fokus dalam permainan bola-bola reli dan kurang konsisten dalam permainan. Terlalu mudah kehilangan poin, terutama saat sedang unggul, tidak dapat mempertahankan posisi. Fighting spirit juga perlu lebih lagi terutama dalam poin-poin ketat,” pungkas Aryono.

Back to top button