News

Angka Kematian Kasus Cacar Monyet Relatif Rendah Meskipun Belum Ada Obat Spesifik

Penemuan kasus baru cacar monyet, atau yang dikenal dengan istilah medis “monkeypox”, di DKI Jakarta telah memicu kecemasan di kalangan masyarakat. Namun, seberapa fatal sebenarnya penyakit ini?

Menurut Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. Robert Sinto, s angka kematian akibat cacar monyet di seluruh dunia adalah relatif rendah, yaitu kurang dari 1 persen, meski belum ada obat spesifik yang ditemukan.

“Mayoritas kasus monkeypox biasanya membaik dengan sendirinya dalam rentang waktu 3-4 minggu,” ujar Dr. Sinto. 

“Namun, kecil kemungkinan kasus tersebut berkembang menjadi serius. Angka kematian globalnya saat ini adalah sekitar 0,17 persen.”

Meskipun begitu, Dr. Sinto menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi penularan, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.

“Jangan beranggapan bahwa karena penyakit ini seringkali sembuh sendiri, Anda tak perlu ke dokter,” tegasnya. “Diagnosis medis tetap penting untuk mencegah penularan, terutama pada kelompok yang memiliki tingkat imunitas rendah.”

Selain itu, Dr. Sinto juga memaparkan dampak lain dari penyakit ini, yaitu isolasi mandiri yang diperlukan selama periode penyembuhan, yang dapat menghambat produktivitas.

“Bayangkan jika Anda harus menjalani isolasi mandiri selama 3 minggu; ini tentu akan mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan psikologis,” imbuhnya.

Saat ini, cacar monyet telah menginfeksi 90.618 orang di 115 negara di seluruh dunia, dengan 517 kasus berujung pada kematian. Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terbanyak, sementara di Asia, China, Thailand, dan Jepang mendominasi laporan kasus.

Back to top button