Hangout

Alissa Wahid: ‘Dirty Vote’ Bongkar Kecurangan Pilpres, Saya Percaya!


Putri sulung Presiden Indonesia ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, menyatakan dukungannya terhadap isi film dokumenter “Dirty Vote” yang diungkapkan oleh tiga akademisi dan aktivis hukum ternama. Film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono ini dirilis pada hari pertama masa tenang pemilihan presiden, Minggu (11/2/2024), di YouTube.

Dalam film berdurasi hampir dua jam tersebut, Feri Amsari, Zainal Arifin Mochtar, dan Bivitri Susanti membahas berbagai peristiwa politik yang berujung pada dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024. 

“Film dokumenter ini diisi oleh tiga pejuang demokrasi yang dihormati oleh para aktivis se-Indonesia. Rekam jejak dan kredibilitas mereka jelas,” ujar Alissa melalui akun X-nya pada Minggu (11/2/2024) petang.

Produksi Watchdoc, yang telah mendapatkan pengakuan internasional melalui penghargaan Magsaysay Award, menambah kredibilitas film ini. “Percaya? Ya iyalah,” cuit Alissa, menegaskan kepercayaannya pada film tersebut. Adapun WatchDoc pernah merilis film-film dalam momentum pemilu. Pada 2014, mereka meluncurkan film Ketujuh. Lalu pada 2017, menjelang Pilkada DKI Jakarta, mereka menerbitkan Jakarta Unfair. Pada Pilpres 2019, ada film Sexy Killers.

Alissa juga menyinggung pengalamannya yang mengenal ketiga akademisi secara pribadi, menggambarkan mereka sebagai sosok yang berani dan konsisten dalam perjuangan demokrasi. Dari berdebat dengan Presiden Jokowi hingga konsistensi dalam anti korupsi, kiprah mereka telah menyentuh banyak aspek keadilan sosial di Indonesia.

Sementara itu, reaksi terhadap film “Dirty Vote” mengindikasikan adanya ketegangan. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman, menyebut film tersebut berisi fitnah dan narasi kebencian. 

“Sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah,” ucap Habib dalam jumpa pers.

Back to top button