News

Airlangga Harus Realistis di Pilpres 2024, Cuma Bisa Bersaing sebagai Cawapres

Pengamat sekaligus Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas menyebut Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto mestinya realistis dalam melihat peluang di Pilpres 2024. Terlebih lagi dengan elektabilitas Airlangga yang masih terbilang jeblok untuk bisa maju sebagai capres.

“Airlangga dan Partai Golkar tentu harus realistis, melihat elektabilitas Airlangga yang masih jauh dari memuaskan untuk diusung sebagai capres,” kata Fernando kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Rabu (29/3/2023).

“Tentu cawapres menjadi harapan bagi Partai Golkar dan Airlangga berpasangan dengan capres yang dianggap memiliki potensi, memiliki elektabilitas cukup baik berdasarkan pada hasil survei,” lanjutnya.

Meskipun Airlangga diamanatkan sebagai capres pada Kongres Partai Golkar, tetap saja harus melihat peluang untuk memenangkan pilpres, bukan hanya sekadar sebagai capres. “Dengan alasan tersebut, Airlangga tentu mengukur potensi dari capres yang potensial berdasarkan pada hasil survei,” jelasnya.

Jika melihat capres yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yaitu Anies Baswedan yang dianggap berpotensi memenangkan pilpres, sehingga ia menilai hal ini sedang coba dilakukan Partai Golkar untuk melakukan komunikasi politik secara serius.

“Namun menjadi kendala besar bagi Airlangga adalah untuk bisa diterima oleh Partai Demokrat dan PKS sebagai cawapres mendampingi Anies Baswedan,” ujar Fernando.

Di sisi lain, Fernando juga menilai bahwa Airlangga saat ini seakan tidak lagi percaya diri untuk diusung sebagai capres, dengan elektabilitas yang masih rendah. “Sehingga Airlangga Hartanto mencoba menjajaki untuk menjadi cawapres mendampingi capres yang potensial,” jelasnya.

“Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tentu ingin mengusung capres yang potensial memenangkan pilpres 2024, sehingga wajar ketika belum ada kesepakatan mengusung Airlangga Hartarto menjadi capres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB),” pungkas Fernando.

Back to top button