News

Pertemuan Megawati-SP Sulit Terwujud, Imbas Berbalas ‘Pantun’ NasDem dan PDIP

Partai NasDem dan PDIP sempat saling sindir beberapa hari terakhir. Kondisi ini dinilai akan menyulitkan terwujudnya wacana pertemuan di antara ketua umum kedua partai tersebut.

Pengamat politik Arifki Chaniago mengatakan aksi berbalas ‘pantun’ di antara kedua partai tersebut sarat dengan kepentingan, khususnya dari kubu PDIP yang begitu ngotot mendepak NasDem dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Di sisi lain, sindiran yang dimulai dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ini juga merupakan bentuk tidak terima atas kenyataan, NasDem ternyata masih memiliki pengaruh sehingga wacana reshuffle kabinet yang digadang-gadang terjadi pada Rabu (1/2/2023) batal terlaksana.

“PDIP keras mendorong agar NasDem keluar dari kabinet Jokowi. Sedangkan kenyataannya gagal di-reshuffle, artinya pengaruh antara NasDem pun masih kuat dengan Pak Jokowi. Maka saya melihat bahwa ini tarik-menarik kepentingan antara PDIP, NasDem dan pak Jokowi, ingin memainkan dua posisi king maker ini dalam dua parpol ini,” ujar Arifki kepada inilah.com, Sabtu (4/2/2023).

Ia menilai keinginan yang dilontarkan Ketua Umum NasDem Surya Paloh (SP) soal rencana pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, bakal sulit terwujud. Karena adanya tarik menarik di antara kedua partai.

“Ini kan soal kepentingan 2024 saja, makanya kedua partai ini susah untuk mempertemukan, bagaimana kepentingan apakah sama atau berbeda. Dan saya melihat bahwa pertemuan kedua partai ini berbeda, untuk 2024 ini yang merusak narasi bahwa kepentingan mereka ini susah diakomodir dalam pemilu,”

Diketahui, sindiran pertama kali dilontarkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai bentuk respons atas pernyataan Surya Paloh (SP) yang ingin menemui Megawati.

“Pak Surya Paloh kan bilang ada kode-kodenya. Kodenya harus kita tangkap dulu, kodenya untuk apa? Untuk kepentingan bangsa dan negara, untuk kode elektoral untuk kode capres-cawapres,” kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

“Kan NasDem sudah punya capres dan ini capresnya berbeda dengan PDIP, karena pidato Ibu Mega kan capres PDIP dari kader. Capres yang berprestasi, bukan capres yang pintar berpoles diri,” lanjutnya.

Sindiran ini pun dibalas Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya. Menurut Willy, apabila terealisasi, Surya Paloh selaku ketua umum Partai NasDem tidak akan membahas soal calon presiden (capres) dengan Megawati.

“Kalau toh ketemu konteksnya bukan masalah siapa capresnya ini kan agendanya terlalu sempit. NasDem (juga) sudah mendeklarasikan mas Anies. Kedua, ketemu Bu Mega itu banyak agenda,” kata Willy kepada awak media di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023).

Back to top button