Monday, 01 July 2024

Masyarakat Ekonomi Syariah Apresiasi Isu SGIE Dibahas dalam Debat Cawapres

Masyarakat Ekonomi Syariah Apresiasi Isu SGIE Dibahas dalam Debat Cawapres


Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir mengakui isu State of Global Islamic Economy  atau SGIE yang turut dibahas dalam Debat Cawapres Pemilu 2024 oleh Gibran Rakabuming Raka belum populer dan bukan topik sembarangan.

Etho, sapaan akrab Erick Thohir mengatakan saat ini Indonesia menduduki posisi keempat dalam sektor ekonomi syariah. Indonesia berada di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Namun, kata Etho yang juga Menteri BUMN ini, Indonesia punya potensi besar menjadi nomor satu.

“Ekonomi dan keuangan syariah itu krusial, terutama bagi Indonesia,” kata Etho seperti mengutip dari unggahan di Instagram @erickthohir, Minggu (24/12/2023).

Dalam debat cawapres kedua yang digelar pada Jumat (22/12/2023), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, yang mengangkat isu SGIE saat melontarkan pertanyaan untuk cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar. Meski singkatan bahasa Inggris, tetapi dilafalkan dengan logat Indonesia sehingga membingungkan Cak Imin.

Meskipun Gibran  berekspektasi Cak Imin sudah memahami isu ekonomi syariah. Hasilnya, ramai di medsos yang mengomentari debat tersebut selayaknya cerdas cermat.

“Karena secara statistik, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia,” jelas Etho lebih lanjut.

Ke depan, Etho berharap calon pemimpin Indonesia bisa benar-benar memahami SGIE dan seberapa penting sektor ekonomi dan keuangan syariah bagi Indonesia.

“Karena ini bisa menjadi satu topangan  baru untuk kemajuan ekonomi yang adil, cepat, dan stabil,” kata Erick. “Semoga kita bisa mencontoh komitmen dan semangat Mas Gibran demi kesuksesan ekonomi syariah Indonesia.”

 

post-cover

 

Dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, secara keseluruhan pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia telah mencapai Rp 2.450,55 triliun atau sekitar US$ 163,09 miliar posisi per Juni 2023. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,37% (yoy) dengan market share sebesar 10,94% terhadap total keuangan nasional.

Dengan kondisi literasi dan inklusi yang terbilang rendah, total asetnya telah berada di posisi ke-7 secara global. “Kami melihat industri keuangan syariah Nasional masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh memenuhi kebutuhan pasar, baik konsumen retail maupun bisnis,” ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat (13/10/2023) lalu.

Mirza mengungkapkan, pengakuan dunia terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah di Indonesia, salah satunya ditunjukkan melalui laporan Islamic Finance Development Report Tahun 2022 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-7 aset keuangan syariah global.

Dengan pencapaian tersebut salah satunya ditopang dengan potensi demand Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia yang mencapai 237,56 juta jiwa atau 86,7% dari total penduduk Indonesia.

Selain itu, sesuai dengan karakteristik keuangan syariah Indonesia, sebagian besar pelaku jasa keuangan di dalamnya telah menyasar industri riil, di mana Indonesia memiliki pelaku UMKM yang cukup besar.

“Tercatat terdapat 64,2 juta pelaku UMKM dengan potensi kebutuhan dana sekitar 1.605 triliun,” jelasnya.