Kanal

H.M.S. Mintaredja, HMI, dan Republik Indonesia

Setelah dekat dengan pimpinan Partai Masyumi, kelak Mintaredja menjadi Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), sebuah partai politik yang pernah didirikan pada awal Orde Baru, dan disebut-sebut sebagai penerus Partai Masyumi. Mintaredja merupakan seorang primus inter pares. Dialah alumnus generasi kesatu HMI yang berhasil masuk ke dalam kabinet pemerintahan.

 

Oleh     : Mi'raj Dodi Kurniawan 

Mohammad Syafa'at Mintaredja adalah ketua umum kedua PB HMI, setelah Lafran Pane. Sebagaimana Lafran, Mintaredja juga aktif di Muhammadiyah, bahkan sama-sama berasal dari latar belakang keluarga Muhammadiyah.

Lahir pada 1921 dan tumbuh di Bogor, Jawa Barat, Mintaredja menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Ketika berstatus mahasiswa ini, dia bukan saja kuliah, tetapi juga menjadi ketua umum PB HMI dan bergabung dengan Corps Mahasiswa (CM).

Dia diajak bergabung dan dipilih menjadi ketua umum PB HMI, karena orang baik sekaligus berasal dari kampus non Islam (sekuler, untuk membedakannya dengan Sekolah Tinggi Islam (STI, kelak menjadi UII, kampus Lafran Pane).

Menurut Lafran Pane dan kawan-kawan, jika HMI hendak menjadi organisasi besar, maka kepemimpinannya jangan hanya dipegang oleh para mahasiswa kampus Islam seperti STI. Namun harus pula dipimpin oleh para mahasiswa dari kampus “non-Islam” seperti UGM dan sebagainya.

Selain kuliah dan aktif di HMI, Mintaredja juga aktif di CM, semacam Resimen Mahasiswa (Menwa), kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan secara militer. Saat aktif di CM inilah, Mintaredja membantu TNI dalam melawan Agresi Militer Belanda, dan dalam memberangus pemberontakan PKI di Madiun.

Setelah dekat dengan pimpinan Partai Masyumi, kelak Mintaredja menjadi Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), sebuah partai politik yang pernah didirikan pada awal Orde Baru, dan disebut-sebut sebagai penerus Partai Masyumi.

Bukan saja memimpin proses penggabungan Parmusi ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), melainkan Mintaredja juga ketua umum kesatu DPP PPP. Pada era Orde Baru, PPP disebut-sebut sebagai satu-satunya dan sebagai fusi dari berbagai partai Islam.

Pendirian PPP pada 5 Januari 1973 memang dideklarasikan oleh H.M.S. Mintaredja (ketua umum Parmusi), K.H. Idham Chalid (ketua umum PB NU), H. Anwar Tjokroaminoto (ketua umum PSII), H. Rusli Halil (ketua umum Partai Islam PERTI), dan H. Mayskur (ketua kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR).

Dengan demikian, keliru jika dikatakan bahwa PPP adalah partai NU (saja). Jika dilihat dari sejarah pembentukannya, PPP ini seperti Partai Masyumi. PPP adalah gabungan dari berbagai kekuatan politik Pan-Islamisme.

Selain menuliskan berbagai isu keislaman dan keindonesiaan secara bernas dan moderat, Mintaredja pun—lalu– merangsek masuk ke dalam struktur kekuasaan Orde Baru pada masa-masa awal.

Dengan demikian, tampaknya Mintaredja merupakan seorang primus inter pares. Mengapa? Sebab, dialah alumnus generasi kesatu HMI yang berhasil masuk ke dalam kabinet pemerintahan.

Mula-mula (1968-1971), dia menjadi Menteri Negara Penyelenggaraan Hubungan antara Pemerintah dengan MPR, DPR-GR, dan DPA. Selanjutnya, dia menjadi Menteri Sosial (1971-1978).

Sebagai penghargaan atas jasa-jasa Mintaredja, Pemerintah Kota Cimahi menamai salah satu jalan di wilayahnya, dengan nama Jalan H.M.S. Mintaredja, S.H. Jalan ini di Kelurahan Baros, tak jauh dari tempat tinggal Mintaredja di Jalan H. Haris. Jalan sepanjang 1,5 km itu menghubungkan Jalan Baros, Gerbang Tol Baros, dan Jalan Mahar Martanegara.

Akhirnya, rasa-rasanya, sosok pejuang yang wafat di Jakarta pada 1984 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta tersebut, harus dikenang–setidak-tidaknya–dalam lima hal.

Kesatu, Mintaredja merupakan ketua umum kesatu PB HMI yang berasal dari kampus non Islam (sekuler), sehingga HMI membesar dan bertahan, karena menjadi sama-sama merasa dimiliki, baik oleh para mahasiswa dari kampus-kampus Islam maupun oleh para mahasiswa dari kampus-kampus non Islam (sekuler).

Kedua, Mintaredja adalah alumnus kesatu HMI yang bertengger sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan Indonesia. Setelah dia, seiring membesarnya pengaruh HMI, bermunculanlah alumni HMI di setiap kabinet.

Ketiga, Mintaredja adalah ketua umum kesatu PPP. Artinya, ketua umum kesatu dari partai politik yang pernah digadang-gadang sebagai rumah besar umat Islam Indonesia ini, adalah seorang alumnus HMI.

Keempat, Mintaredja adalah orang Sunda. Jadi, orang Sunda ini bukan saja memimpin dan membesarkan HMI, tetapi juga menjadi pemimpin kesatu PPP, dan menjadi alumnus kesatu HMI yang merangsek masuk ke dalam kabinet pemerintahan sebagai menteri.

Kelima, Mintaredja adalah pahlawan nasional. [  ]

Back to top button