Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mendeteksi total 15 pasien terinfeksi COVID-19 subvarian Omicron BF.7 di Indonesia hingga Jumat (30/12/2022). Dari total kasus, tujuh di antaranya ditemukan di DKI Jakarta.
Merespons hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan telah melakukan penelusuran kontak erat lebih lanjut dari ketujuh pasien terdiri atas tiga laki-laki, dua perempuan, tiga orang usia 30-50 tahun, satu orang 50-60 tahun, satu orang 63 tahun.
“Tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar kota. Isolasi mandiri di rumah semua sudah dinyatakan sembuh setelah 10 hari isolasi,” kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama di Jakarta, Jumat.
Ngabila menambahkan, ke seluruh pasien yang semula terkonfirmasi positif tak mengalami gejala berat, cenderung menderita gejala COVID-19 pada umumnya.
“Semuanya bergejala ringan. Gejala tersering masih demam batuk pilek sakit tenggorokan. Ada yang anosmia atau sulit mencium bau dan ada yang mengeluhkan nyeri perut, mual dan muntah,” tutur dia.
Adapun upaya yang akan dilakukan Dinkes DKI saat ini tak lain melakukan giat surveilans whole genome sequencing (WGS) pada kasus positif sekaligus pada masuarakat yang mengalami kontak erat dengan para pasien. Hal ini dilakukan Dinkes dengan menggandeng pihak BKPK Kemenkes RI, BPOOM, hingga IMERI FK UI.
“Dengan surveilans WGS kita dapat memprediksi kemungkinan dominansi untuk estimasi puncak kasus dan penurunan kasus. Upaya 3T terus dikencangkan juga,” ungkapnya.
Kemudian, Ngabila juga mengimbau masyarakat untuk tidak berlebihan menanggapi kemunculan Subvarian Omicron BF.7 ini. Ia meminta, agar warga DKI selalu menggunakan masker dengan disiplin saat berada di ruangan publik sekaligus memenuhi vaksin COVID-19, baik primer maupun booster.
“Apa pun variannya tidak perlu panik, semua akan terkendali dengan mempertahankan cakupan vaksinasi booster yang tinggi untuk mempertahankan tingginya imunitas penduduk,” tutur dia.