Saturday, 29 June 2024

Wujudkan Indonesia Emas 2045, CBC Dorong OJK Konsolidasikan Perbankan Jadi 25

Wujudkan Indonesia Emas 2045, CBC Dorong OJK Konsolidasikan Perbankan Jadi 25


Pengamat perbankan yang juga Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC), Achmad Deni Daruri mengatakan, Indonesia emas yang dicanangkan pemerintah pada 2045 akan mudah diraih jika jumlah bank umum sebanyak 25 bank.

Per Maret 2024, kata Deni, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah bank umum mencapai 106 bank. Artinya, OJK perlu mendorong terjadinya merger antar bank, melihat semakin ketatnya persaingan bisnis bank.

“Merger tersebut akan kehilangan arah perbaikan perbankan nasional yang tepat jika mengabaikan sifat masing-masing bank. Semakin sama perilaku dari bank-bank yang akan merger, semakin mudah adaptasi yang dilakukan oleh bank hasil merger tersebut,” kata dia, Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Sifat-sifat bank, kata dia, pada akhirnya harus menjamin mampu bersaing secara sehat. Semuanya tercermin dari variabel total factor productivity (TFP), technical efficiency, dan skala ekonomis.

“Ketiga variabel itu merupakan necessary condition variables yang juga harus didampingi sufficient condition variables, yaitu average costs, marginal costs, net interest margin (NIM), return on assets (ROA), dan return on equity (ROE),” kata Deny.

Berdasarkan variabel daya saing perbankan, kata dia, OJK perlu melakukan skenario pengelompokan merger perbankan. Hasil pengelompokan merger perbankan ini, dapat dilihat dari munculnya 25 pengelompokan merger antara bank yang memiliki sifat perilaku produksi yang hampir sama di lanskap perbankan Indonesia.

“Merger bank yang mempertimbangkan persamaan sifat perilaku bank dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam hal peningkatan kinerja dan efisiensi operasional,” ungkapnya.

Perilaku bank sebelum merger, lanjut Deni, seperti kebijakan kredit, pengelolaan risiko, dan inovasi layanan, bisa menjadi dasar untuk mengidentifikasi kesamaan dan potensi sinergi.

“Bank yang memiliki perilaku serupa dalam hal manajemen risiko, misalnya, dapat mengintegrasikan sistem mereka dengan lebih mulus, mengurangi redudansi, dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko secara keseluruhan,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, bank dengan filosofi layanan pelanggan yang serupa dapat menyatukan budaya perusahaan mereka dengan lebih efektif, menciptakan pengalaman pelanggan yang kohesif dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

“Ini juga dapat mempercepat proses inovasi layanan, karena kedua bank mungkin sudah memiliki jalur pengembangan yang serupa, memungkinkan mereka untuk memanfaatkan penelitian dan pengembangan yang telah ada untuk membawa produk baru ke pasar dengan lebih cepat,” paparnya.

Dari perspektif operasional, lanjutnya, merger antara bank dengan perilaku operasional yang serupa dapat menghasilkan efisiensi biaya yang signifikan.

Penggabungan operasi back-office, misalnya, dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan margin keuntungan. Ini juga dapat memungkinkan bank yang telah merger untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, memprioritaskan investasi dalam teknologi atau area pertumbuhan yang menjanjikan.

Dalam hal strategi bisnis, lanjutnya, bank yang memiliki pendekatan serupa terhadap ekspansi pasar atau diversifikasi produk dapat memanfaatkan merger untuk memperkuat posisi mereka di pasar yang ada atau memasuki pasar baru dengan lebih efektif.

“Sinergi strategis ini dapat menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat dan memperluas jangkauan geografis bank yang telah merger. Merger juga dapat memperkuat kemampuan bank untuk menangani perubahan regulasi dan lingkungan ekonomi yang dinamis,” ungkapnya.

Bank dengan pendekatan serupa terhadap kepatuhan dan adaptasi terhadap perubahan regulasi dapat berbagi praktik terbaik dan mengembangkan sistem yang lebih tangguh untuk mengelola risiko regulasi.

Potensi PHK akibat merger? Pemerintah Indonesia, kata dia, perlu belajar dari Singapura yang telah terlebih dahulu melakukan merger bank. Strategi penyaluran karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat merger bank pemerintah di Singapura biasanya melibatkan beberapa langkah kunci.

“Pertama, pemerintah sering kali bekerja sama dengan lembaga pelatihan untuk menyediakan program reskilling dan upskilling, memastikan bahwa karyawan yang terkena dampak dapat meningkatkan keterampilan mereka dan tetap relevan di pasar kerja,” ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, ada inisiatif pencocokan pekerjaan yang dilakukan oleh agensi tenaga kerja pemerintah, yang membantu mantan karyawan menemukan peluang kerja baru di sektor yang sedang berkembang atau memiliki kekurangan tenaga kerja.

“Ketiga, seringkali ada dukungan finansial sementara bagi karyawan yang terkena PHK, memberikan mereka waktu untuk mencari pekerjaan tanpa tekanan finansial yang berlebihan,” tuturnya.