Tuesday, 02 July 2024

Waspadai Penyakit Tertawa yang Langka, Apa Saja Gejalanya?

Waspadai Penyakit Tertawa yang Langka, Apa Saja Gejalanya?


Anda sering tertawa atau menangis tanpa sadar? Berhati-hatilah, jangan-jangan Anda mengalami penyakit langka seperti yang dialami aktor India ‘Baahubali’ Anushka Shetty. Apa saja gejalanya dan mengapa seseorang bisa terkena penyakit ini?

Anushka Shetty, yang terkenal dengan film seperti Baahubali, Arundhati, menderita kondisi langka yang menyebabkan seseorang tertawa atau menangis tanpa sadar. “Saya mengidap penyakit tertawa. Anda mungkin bertanya-tanya, ‘Apakah tertawa itu masalah?’ Bagi saya, itu benar. Jika saya mulai tertawa, saya tidak bisa berhenti selama 15 hingga 20 menit. Saat menonton atau syuting adegan komedi, saya benar-benar berguling-guling di lantai sambil tertawa, dan syutingnya dihentikan berkali-kali,” ungkap aktor tersebut dalam sebuah wawancara, seperi dilaporkan Indiaglitz.

Kondisi Apa Ini?

Dikenal sebagai Pseudobulbar Affect (PBA), ini adalah kondisi neurologis langka yang memengaruhi otak dan menyebabkan ledakan tawa atau tangisan yang tidak terkendali. Anushka Shetty belum memastikan dirinya mengidap penyakit ini, meski gejala PBA mirip dengan yang ia jelaskan dalam wawancara.

Pseudobulbar Affect (PBA) adalah suatu kondisi neurologis yang ditandai dengan episode tawa atau tangisan yang tiba-tiba dan tidak terkendali, tidak proporsional atau tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi. Ledakan emosi ini dapat membingungkan dan menyusahkan baik bagi individu yang mengalaminya maupun bagi orang-orang di sekitarnya.

PBA sering dikaitkan dengan kelainan atau cedera neurologis yang mempengaruhi otak, seperti stroke, multiple sclerosis, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), cedera otak traumatis, dan penyakit Alzheimer. Hal ini terjadi karena gangguan pada jalur saraf yang mengatur ekspresi emosi, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian antara perasaan seseorang dan cara mereka mengekspresikan emosi tersebut.

Gejala PBA dapat bervariasi dalam frekuensi dan intensitas. Seseorang mungkin tertawa saat peristiwa menyedihkan atau menangis saat situasi lucu, dan episode ini dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit. Ketidakpastian PBA dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup, menyebabkan rasa malu, kecemasan, dan depresi.

Mendiagnosis PBA bisa jadi menantang, karena gejalanya sering kali tumpang tindih dengan gejala gangguan emosional atau kejiwaan lainnya. Namun, alat skrining khusus, seperti Center for Neurologic Study-Lability Scale (CNS-LS), dapat membantu penyedia layanan kesehatan mengidentifikasi PBA.

Perawatan untuk PBA biasanya melibatkan pengobatan untuk membantu mengendalikan episodenya. FDA telah menyetujui kombinasi dekstrometorfan dan quinidine khusus untuk PBA. Perawatan lain mungkin termasuk antidepresan, yang telah menunjukkan kemanjuran dalam mengurangi frekuensi dan tingkat keparahannya.

Selain pengobatan, penanganan PBA melibatkan edukasi kepada pasien dan keluarga mereka tentang kondisi tersebut untuk mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan strategi penanggulangan. Kelompok dukungan dan konseling juga dapat bermanfaat dalam memberikan dukungan emosional dan nasihat praktis.