Kanal

Warna Asli Hajar Aswad Terungkap: Bukan Hitam dan Putih

Hajar Aswad yang kini berwarna hitam, menurut sejarah, awalnya adalah batu berwarna putih yang diturunkan ke bumi. Warna hitam yang kini kita lihat adalah akumulasi dari dosa-dosa umat manusia yang telah menyentuh batu tersebut meminta pengampunan. Benarkah?

Di tahun 2021, Arab Saudi merilis foto resolusi tinggi dari Hajar Aswad, memberikan gambaran lebih jelas tentang batu bersejarah ini. 

“Foto ini berukuran hingga 49.000 megapixel, yang membutuhkan tujuh jam untuk pengambilan gambar dan lebih dari 50 jam untuk pengolahan,” ungkap juru bicara General Presidency of the Two Holy Mosques.

Kajian lebih lanjut dari foto tersebut menunjukkan bahwa warna asli Hajar Aswad bukan hanya hitam, melainkan memiliki nuansa merah dengan beberapa bagian hitam. 

post-cover

“Ini penting karena dalam hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini pertama kalinya ada foto digital batu yang diperbesar dan orang dapat melihat batu itu dari dekat dan secara personal,” kata Afifi Al-Akiti, peneliti studi Islam di Oxford University yang tidak terlibat dalam proyek tersebut.

“Ini membuktikan bahwa batu ini memiliki kompleksitas yang tidak dapat disederhanakan hanya dengan warna hitam,” tambahnya.

Hajar Aswad diperkirakan sebagai meteorit yang jatuh dari langit, namun bagi umat Islam, batu ini memiliki nilai religius yang tinggi karena diyakini sebagai pemberian dari malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim dan kemudian kepada Nabi Muhammad. 

Kedekatan fisik dengan batu ini, seperti menyentuh atau mencium, dianggap sebagai ibadah sunah yang telah diamalkan sejak zaman Nabi Muhammad.

Pemahaman ini diperkuat dengan sejarah dan tradisi yang mengatakan bahwa Hajar Aswad adalah 'tangan kanan Allah di bumi', sebuah simbol dari ketundukan dan pengakuan terhadap kekuasaan Ilahi. 

Dia melanjutkan, tradisi Muslim menyatakan bahwa batu itu berasal dari Nabi Adam, manusia pertama. 

Sumber lain yang dikutip dari Oxford Islamic Studies Online, diyakini bahwa malaikat Jibril memberikan batu itu kepada Ibrahim ketika dia sedang membangun Ka'bah.

Sedangkan para ilmuwan menunjukkan bahwa batu Hajar Aswad kemungkinan adalah meteorit. Ada juga teori yang mengatakan batu ini jatuh dari langit. 

Adapun para peziarah yang datang ke Ka'bah berusaha mencium batu karena Umar, khalifah Islam kedua, mengatakan kepada para pengikutnya bahwa dia telah melihat sendiri Nabi Muhammad melakukannya sehingga mencium Hajar Aswad menjadi ibadah sunah.

Dalam konteks ini, mencium Hajar Aswad bukan hanya tindakan ritual, tetapi juga tindakan yang mengingatkan akan pentingnya tawadhu dan kepatuhan kepada kehendak Allah.

Back to top button