News

Warga China Mudik Imlek, Pakar Khawatirkan COVID-19 Meledak Lagi

Penumpang dengan banyak barang bawaan berbondong-bondong ke berbagai stasiun kereta api dan bandara di sejumlah kota besar China pada Senin (16/1/2023). Mereka menuju ke kampung halaman untuk liburan Tahun Baru Imlek yang dikhawatirkan para pakar kesehatan dapat meningkatkan wabah COVID-19 di daerah-daerah yang kurang siap untuk menanganinya.

Setelah tiga tahun terjadi pembatasan yang ketat, China tiba-tiba meninggalkan kebijakan ‘nol-COVID’ pada awal Desember, memungkinkan virus menyebar dengan bebas di antara 1,4 miliar populasi negara itu.

Pihak berwenang mengatakan pada Sabtu (14/1/2023) bahwa hampir 60.000 orang yang terjangkit COVID-19 telah meninggal di rumah sakit antara 8 Desember dan 12 Januari 2023. Peningkatan besar dari angka sebelumnya itu telah dikritik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena tidak mencerminkan skala dan tingkat keparahan wabah tersebut.

Bahkan angka-angka itu kemungkinan besar tidak termasuk banyak orang yang meninggal di rumah, terutama di daerah-daerah pedesaan dengan sistem medis yang lebih lemah, kata seorang pakar kesehatan. Sebagian ahli memperkirakan lebih dari 1 juta orang di China akan meninggal akibat penyakit tersebut tahun ini.

Menjelang liburan Tahun Baru Imlek, juga dikenal sebagai Festival Musim Semi, yang secara resmi dimulai pada 21 Januari 2023, media pemerintah dipenuhi dengan laporan tentang rumah-rumah sakit dan klinik pedesaan yang memperkuat pasokan obat dan peralatan.

Stasiun kereta api utama Beijing telah dipadati penumpang yang meninggalkan ibu kota dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, kedatangan di pusat perjudian Makau melebihi 55.000 pada Sabtu lalu saja, angka harian tertinggi sejak awal pandemi.

Kementerian transportasi memperkirakan akan terjadi lebih dari 2 miliar perjalanan di seluruh China pada minggu-minggu sekitar liburan ini, demikian laporan Reuters, Senin.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button