Hangout

Wakil Direktur CDC Akui Vaksin COVID-19 Bikin Tubuh Lemah dan Mudah Sakit

Sabtu, 28 Jan 2023 – 05:58 WIB

ilustrasi. Vaksin Corona mRNA (Foto: istock)

Mungkin anda suka

ilustrasi. Vaksin Corona mRNA (Foto: istock)

Wakil Direktur Satuan Tugas Vaksin di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengakui dalam sebuah presentasi Kamis, (26/1/2023), bahwa sejumlah individu mengalami daya tahan tubuh lemah dan mudah sakit setelah menerima suntikan mRNA yang merupakan salah satu jenis vaksin yang dikembangkan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

“Kami mengetahui laporan tentang orang-orang yang mengalami masalah kesehatan jangka panjang setelah vaksinasi COVID,” kata Tom Shimabukuro dalam pertemuan langsung dengan berbagai pejabat kesehatan AS, Kamis, (26/1/2023).

Pejabat kesehatan AS sebelumnya meremehkan potensi reaksi merugikan yang mungkin dimiliki orang terhadap vaksinasi COVID-19 sebagai bagian dari upaya untuk menggenjot angka vaksinasi yang tinggi.

Shimabukuro juga mempresentasikan informasi selama presentasi yang menyarankan bahwa individu yang mendapatkan vaksinasi influenza umum bersamaan dengan suntikan mRNA mungkin berisiko lebih tinggi terkena stroke.

Meskipun reaksi negatif terhadap suntikan COVID-19 agak jarang terjadi, masih ada beberapa reaksi vaksin yang parah dan beberapa menyebabkan kematian terkait vaksin.

Menurut data CDC wilayah Maine, negara bagian paling timur Amerika, sekitar 75 persen dari 1,34 juta penduduk Maine telah mendapatkan suntikan, dan Sistem Pelaporan Efek Samping Vaksin (VAERS), database yang dikelola oleh CDC, menunjukkan 4.474 orang telah melaporkan 19.354 kejadian buruk di Maine.

Menurut data resmi VAERS, sejauh ini efek samping suntikan yang paling sering dilaporkan adalah sakit kepala, kelelahan, nyeri, pusing, menggigil, dan mual.

Namun, ada 95 reaksi yang mengancam jiwa, 217 rawat inap, dan 45 kematian terkait dengan vaksin, menurut data CDC sendiri.

Sementara itu, di sisi lain Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa vaksin dirancang membentuk kekebalan tubuh tanpa risiko terkena penyakit. Umumnya, sistem imun akan memerintahkan badan untuk bereaksi, sebab tekanan darah meningkat sehingga sel imun dapat bersirkulasi.

Merasakan efek samping menandakan bahwa vaksin sedang bekerja dalam tubuh. Meski demikian, tak mengalami efek samping bukan berarti vaksin tak efektif. Itu artinya, setiap orang merespons vaksin secara berbeda. “Tak ada korelasi antara absennya efek samping reaktogenik dan efikasi vaksin. Jadi, siapa pun yang tak merasakan efek samping juga dilindungi vaksin,” ujar Wakil Dekan Kesehatan Global NUS Saw Swee Hock School of Public Health, Profesor Hsu Li Yang, dikutip dari The Straits Times.

BREAKING: Director of CDC Vaccine Task Force, Tom Shimabukuro just admitted C•19 Vaccines Are Causing Debilitating Illnesses pic.twitter.com/Shjj5E1icT

— TexasLindsay™ (@TexasLindsay_) January 27, 2023

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button