Hangout

Voice of Baceprot akan Tampil di Glastonbury, Bareng Coldplay, Dua Lipa, hingga Shania Twain


Band heavy metal berhijab beranggotakan gadis-gadis asal Garut, Voice of Baceprot, yang akan tampil di Festival Glastonbury mendapat sorotan media Arab. Penampilannya akan menjadi fenomenal mengingat penyanyi kelas dunia Coldplay, Dua Lipa, hingga Shania Twain juga akan tampil di festival ikonik Inggris ini.

Voice of Baceprot, akan menjadi artis Indonesia pertama yang tampil di Festival Glastonbury ini sekaligus menandai tonggak sejarah lain dalam karier trio Muslimah ini. Media berbasis di Jeddah, Arab News, dalam tulisanya menyebut grup musik Voice of Baceprot sebagai ‘Trio heavy metal berhijab’.

Lebih dari satu dekade setelah pertama kali muncul, Voice of Baceprot masuk dalam daftar 30-Under-30 Forbes Asia pada bulan lalu. Grup ini telah melakukan tur Eropa dan Amerika, dan merilis album debutnya tahun lalu. Voice of Baceprot akan tampil di panggung Woodsies Glastonbury pada 28 Juni.

Dengan lirik yang membahas isu-isu mulai dari ketidaksetaraan gender hingga perubahan iklim, anggota grup asal Garut, Jawa Barat ini mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka berharap dapat membantu memperbaiki dunia untuk generasi mendatang melalui musik mereka.

“Kami peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kami, makanya kami banyak membuat lagu tentang apa yang kami sendiri alami, lihat, dan dengar. Kami hanya ingin dunia yang kami tinggali ini menjadi tempat yang lebih baik bagi generasi setelah kami,” kata Firda “Marsya” Kurnia yang merupakan vokalis sekaligus gitaris kepada wartawan.

“Kami tentu merasa senang dan bangga, apalagi setelah mengetahui bahwa kami akan menjadi musisi Indonesia pertama yang tampil di Glastonbury. Ini juga akan menjadi penampilan pertama kami di Inggris,” tambahnya.

Voice of Baceprot akan tampil di panggung Woodsies di Glastonbury pada tanggal 28 Juni, berbagi kejayaan tampil di festival musik legendaris tersebut bersama artis seperti Coldplay, Dua Lipa, Shania Twain dan Cyndi Lauper. “Kesempatan ini akan kami coba manfaatkan juga untuk mengangkat budaya Indonesia melalui musik, termasuk penggunaan unsur tonal dari musik Sunda,” kata Marsya mengacu pada asal usul etnis mereka.

Voice of Baceprot menyanyikan campuran bahasa Inggris, Indonesia, dan Sunda — bahasa ibu mereka. Kata “baceprot” dalam bahasa Sunda berarti “sangat berisik”. Marsya bertemu dengan anggota band lainnya – drummer Euis Siti Aisyah dan bassist Widi Rahmawati – di sebuah pesantren dan mendirikan grup tersebut pada tahun 2014.

Kini, di usia awal 20-an, mereka telah mengatasi prasangka dan menghancurkan stereotip tentang Muslim dan Islam. “Kami mencoba menampilkan sisi lain yang lebih mendekati kebenaran,” kata Marsya.

Band ini telah mendapat pujian dari Flea of ​​the Red Hot Chili Peppers dan Tom Morello dari Rage Against the Machine, dan mendapat banyak minat selama tur Eropa tahun 2021 dan 2022. “Itu di luar dugaan. Setiap kita ada tur internasional, takutnya nggak ada yang muncul… karena kita belum sebesar itu,” kata Siti. “Tetapi setelah beberapa kali tampil di sana, kami melihat betapa antusiasnya penonton. Beberapa bahkan menunggu penampilan kami.”

Prestasi ketiganya juga mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia, yang mendukung perjalanan kelompok tersebut ke Inggris mendatang. “Ini adalah bentuk diplomasi lunak,” kata Desra Percaya, Duta Besar Indonesia untuk Inggris, kepada wartawan. “Voice of Baceprot benar-benar berperan sebagai duta besar Indonesia dan tentunya memiliki misi mengharumkan nama Indonesia.”

Back to top button