NewsMarket

Utang Terus Menggunung, Ekonom: Indonesia Menuju Negara Bangkrut

Sejumlah analis dan ekonom mengingatkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) agar ijak rem untuk berutang. Kalau tidak Indonesia bakal bangkrut dalam tempo cepat. Seperti Yunani, Argentina, Spanyol dan negara lain.

Analis ekonomi dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra mengatakan, dua kali peringatan BPK terhadap menggunungnya utang di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak main-main. “Komentar saya, Indonesia sangat berpeluang default atau bangkrut gara-gara utang. Realitasnya begitu kok. Bahkan BPK beri dua kali peringatan tapi tak digubris. Bisa saja Indonesia mengikuti jejak Yunani, Argentina atau Yunani bangkrut karena utang,” papar Gede kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (15/12/2021).

Selanjutnya Gede menyitir peringatan BPK atas menggunungnya utang di era Joko Widodo. Indikator kerentanan utang 2020 melampaui batas yang direkomendasikan IMF dan International Debt Relief (IDR).

Di mana, rasio debt service terhadap penerimaan Indonesia sebesar 46,77%. Melampaui rekomendasi IMF sebesar 25%-35%. Dan, rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan Indonesia mencapai 19,06%, melampaui rekomendasi IDR sebesar 4,6%-6,8%, dan rekomendasi IMF sebesar 7%-10%. Rasio utang terhadap penerimaan Indonesia sebesar 369%, melampaui rekomendasi IDR sebesar 92%-167%, dan rekomendasi IMF sebesar 90%-150%.

Sementara, indikator kesinambungan fiskal 2020 mencapai 4,27%. Angka ini melampaui batas yang direkomendasikan The International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI) 5411-Debt Indicators yang mengharuskan di bawah 0%.

Pada Juni 2021, Ketua BPK Agung Firman Sampurna sudah mengingatkan terkait utang pemerintahan Jokowi yang terus menggunung. Yang dikhawatirkan kesanggupan pemerintah dalam melunasi utang plus bunga yang terus membengkak sejak beberapa waktu terakhir.

Kekhawatiran lainnya, yakni rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang terus meningkat. Sejak pandemi COVID-19, utang pemerintah semakin jor-joran.

Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Prof Didik J Rachbini memperkirakan utang yang diwariskan Presiden Jokowi bakalan lebih dari Rp10 ribu triliun atau Rp10 kuadriliun.

Proyeksi itu berangkat dari posisi utang yang ditanggung negara per April 2021 mencapai Rp8.670,66 triliun. Terdiri dari utang pemerintah Rp6.527 triliun. Sementara ditambah utang BUMN sebesar Rp2.24,37 triliun per kuartal IV 2020. “Warisan utang Presiden Jokowi kepada presiden berikutnya bisa lebih dari Rp10 ribu triliun,” tegasnya.

Ekonom muda Indef, Dzulfian Syafrian bahkan menyebut peluang Indonesia menjadi negara gagal bayar alias bangkrut, cukup terbuka. “Kemungkinan terburuk? Ya tentunya Indonesia bisa bangkrut karena utang ini,” ujar Bang Dzul, sapaan akrabnya.

Serupa dengan kebangkrutan perusahaan, sebuah negara dikatakan bangkrut apabila gagal membayar utangnya. Imbasnya, negara tersebut akan masuk dalam daftar hitam (blacklist) secara global. Tidak ada negara yang bersedia menjadi kreditur kepada negara yang dinyatakan bangkrut tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button