Market

Utang Indonesia di Atas Rp7.000 Triliun, Sri Mulyani Santai Merasa Belum Parah

Pelan tapi pasti, utang luar negeri (ULN) Indonesia terus mengalami kenaikan. Bahkan boleh dibilang menggunung hingga Rp7.000 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani tenang-tenang saja.

Sri Mulyani mengatakan, di tengah gejolak kondisi global utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan. Tercatat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini sebesar 39 persen dengan nominal utang mencapai Rp7.040,32 triliun.

Rasio utang tersebut dianggap masih sehat karena adanya penurunan rasio terhadap PDB. Sri mencatat penerimaan yang kuat dari ledakan komoditas berhasil mendorong penurunan rasio utang terhadap PDB sebesar 13 persen.

“Pandemi sekarang sudah memasuki tahun ketiga, tapi masih banyak negara yang mengalami defisit sangat dalam. Beberapa negara bahkan rasio utangnya lebih dramatis, sudah mencapai di atas 60 persen, bahkan ada yang 80 persen, bahkan 100 persen terhadap PDB,” ungkap Sri Mulyani dalam UI International Conference on G20, dikutip Selasa (21/6/2022).

Dia mengatakan, bagi negara yang berpenghasilan rendah dan rentan, kondisinya menjadi tidak berkelanjutan. Melihat situasi tersebut, kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20 berupaya untuk menyelaraskan kerangka kebijakan dan diskusi bersama negara G20 untuk mencari solusi untuk negara berpenghasilan rendah yang tengah terlilit utang.

Dia merasa khawatir melihat banyaknya negara berpenghasilan rendah yang berada dalam risiko yang sangat mengerikan atau mendekati krisis keuangan.

“Menurut IMF, lebih dari 60 negara berada dalam kondisi yang sangat rentan secara finansial. Oleh karena itu, dunia perlu merespons,” pungkas Sri Mulyani.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button