Ketua Satuan Gugus Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban mengatakan pasien yang mengalami COVID-19, kerap menderita diabetes, mengapa demikian?
Menurutnya, tidak jarang banyak orang kurang menyadari bahwa dirinya menderita diabetes melitus. Saat mendapatkan perawatan di rumah, pasien baru mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes dari hasil tes darah.
Hal ini yang menyebabkan, banyak orang yang mengalami diabetes. Kemudian, saat COVID-19, dia menderita pra diabetes. Situasi ini sangat berdekatan dengan diabetes.
“Yang pertama karena dari pra diabetes jadi diabetes, bisa karena stress, panas tinggi adanya infeksi. Pada COVID-19 terdapat badai sitokin, ini juga bisa memicu,” kata Zubairi dikutip dari video singkatnya di akun instagramnya @profesorzubairi, Jakarta, Senin, (08/11/2021).
Masih menurutnya, kemudian, perlu diingat pasien yang dirawat di rumah sakit itu memiliki saturasi oksigen yang rendah.
“Pada waktu itu mengalami penambahan oksigen nah kalau perlu oksigen ini dibantu dengan suntik dexamethasone sehingga bisa selamat,” tambahnya.
Dia menambahkan, ternyata dexamethasone memiliki dampak pasien yang pra diabetes menjadi diabetes.
“Jadi kelompok berikutnya adalah pra diabetes yang sebelumnya memang tidak tahu, namun setelah dirawat menjadi diabetes,” ujarnya.
Untuk itu, tata laksana pengobatan harus dilakukan secara teratur dan rutin pada penderita diabetes melitus. Hal ini tidak sulit, menurut Zubairi, jika dilakukan secara rutin dan teratur, pasien bisa tetap produktif dalam bekerja dan menikmati kualitas hidup yang baik.
“Diabetes mudah dikontrol. Berat badannya usahakan ideal, olahraga, memakai pil yang sesuai ditentukan, ataupun suntik insulin. harus semangat dan konsisten dalam tata laksana pengobatan,” paparnya.
