Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Indonesia kembali menyerukan aksi boikot terhadap perusahaan-perusahaan multinasional yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Israel. Dalam pembaruan resmi bulan Desember yang dirilis melalui akun media sosialnya, BDS Indonesia menegaskan bahwa Coca-Cola beserta seluruh produk afiliasinya menjadi target utama dalam upaya boikot ini.
“Coca-Cola dan produk-produk afiliasinya menjadi fokus utama gerakan boikot saat ini. Informasi lengkap mengenai daftar produk akan terus diperbarui untuk membantu masyarakat mendukung perjuangan Palestina secara efektif,” tulis akun resmi BDS Indonesia, Selasa (3/12).
Produk afiliasi Coca-Cola yang menjadi sasaran boikot di Indonesia meliputi merek terkenal seperti Sprite, Fanta, Frestea, Minute Maid, hingga NutriBoost. Namun, gerakan ini memberikan pengecualian pada restoran A&W, dengan catatan bahwa boikot hanya berlaku pada lini produk minuman globalnya, karena struktur operasionalnya berbeda secara global.
Konteks Kemanusiaan dan Kewajiban Moral
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, sebelumnya menegaskan pentingnya gerakan boikot sebagai respons umat Muslim terhadap genosida yang terus berlangsung di Gaza. Menurutnya, kebiadaban Israel yang menewaskan hampir 45 ribu warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, harus disikapi dengan tindakan nyata, salah satunya melalui boikot produk-produk yang terkait dengan rezim Zionis.
“Jangan pernah berhenti dalam gerakan boikot. Sebab, genosida di sana juga tidak berhenti. Ini adalah tanggung jawab moral kita semua sebagai umat manusia dan sebagai umat Islam,” ujar Kiai Cholil.
Lebih jauh, Cholil menekankan bahwa gerakan ini tidak hanya memiliki nilai solidaritas, tetapi juga sebagai cara nyata untuk menekan ekonomi pihak-pihak yang mendukung agresi Israel.
Target dan Tujuan Gerakan Boikot
Gerakan BDS Indonesia telah menetapkan sejumlah perusahaan besar sebagai target utama boikot. Selain Coca-Cola, merek seperti HP, Intel, AXA, McDonald’s, dan Disney juga masuk dalam daftar perusahaan yang dianggap memiliki keterkaitan dengan ekonomi Israel atau mendukung kebijakan rezim Zionis.
Co-Founder BDS Indonesia, Giri Ahmad Taufik, menjelaskan bahwa boikot adalah salah satu bentuk protes damai yang telah terbukti efektif dalam sejarah.
“Boikot pernah berhasil menumbangkan rezim apartheid di Afrika Selatan. Dengan strategi yang sama, kita berharap dapat memberikan tekanan pada Israel dan sekutu-sekutunya,” tegas Giri.
Gerakan ini juga sejalan dengan Fatwa MUI yang mengimbau umat Islam di Indonesia untuk beralih ke produk lokal guna mendukung ekonomi nasional. Fatwa tersebut menggarisbawahi pentingnya memprioritaskan produk dalam negeri dan menghindari produk asing yang mendukung penjajahan.