News

UKT Selangit Ditanggapi Dingin Pejabat Dikti, Pakar: Pendidikan Belum Prioritas Pemerintah


Mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) ditanggapi dengan pernyataan dingin Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie yang mengatakan kuliah adalah tertiary education atau pilihan, menuai polemik.

Situasi ini dinilai pengamat pendidikan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jejen Musfah sebagai butki bahwa pemerintah tidak memprioritaskan pendidikan lantaran anggaran untuk pendidikan yang terbatas. 

“Dana katanya dikonsentrasikan untuk pendidikan wajib yaitu dasar dan menengah. Faktanya sekolah di swasta masih bayar,” kata Jejen kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (20/5/2024).

Jejen mengatakan, seharusnya pendidikan tinggi negeri bisa diakses oleh warga miskin dan menengah seperti keluarga ASN. Jika dibiarkan, lanjutnya, biaya tinggi seperti kenaikan saat ini maka hanya keluarga kaya yang bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bukan solusi karena yang tjdak bisa bayar kuliah bukan hanya warga miskin tapi warga menengah secara ekonomi,” ujar Jejen.

Diketahui, Tjitjik Sri Tjahjandarie viral setelah pernyataannya soal perguruan tinggi atau kuliah tidak wajib melainkan tersier. Tjitjik menyebutkan bahwa biaya kuliah harus dipenuhi oleh mahasiswa agar penyelenggaraan pendidikan itu memenuhi standar mutu.

“Dari sisi yang lain kita bisa melihat bahwa pendidikan tinggi ini adalah tertiary education. Jadi bukan wajib belajar. Artinya tidak seluruhnya lulusan SLTA, SMK itu wajib masuk perguruan tinggi. Ini sifatnya adalah pilihan,” ucapnya dilansir dari video yang tengah ramai di media sosial X, Jumat (17/5/2024).

Back to top button