Monday, 01 July 2024

UAH dan PM Anwar Ibrahim Beberkan Rahasia Pendidikan dan Kesehatan dalam Riyadus Salihin

UAH dan PM Anwar Ibrahim Beberkan Rahasia Pendidikan dan Kesehatan dalam Riyadus Salihin


Pada sebuah diskusi Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam Festival Turats İslami 2024 di Selangor, Malaysia, baru baru ini yang melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, dan Syaikh Ali Jum’ah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah membagikan wawasannya mengenai pentingnya pendidikan dan kesehatan, berangkat dari kajian kitab Riyadus Salihin karya Imam an-Nawawi. 

Diskusi ini bertujuan tidak hanya untuk memperdalam pemahaman keislaman tetapi juga untuk mengidentifikasi peluang dalam memajukan sektor pendidikan dan kesehatan di tengah situasi geopolitik yang kompleks.

Dalam pemaparannya, UAH menguraikan bagaimana situasi geopolitik di zaman Imam an-Nawawi, yang penuh dengan pergantian kepemimpinan dan konflik, tidak menghalangi fokus pada peningkatan pendidikan dan kesehatan. 

“Setiap pergantian kepemimpinan, walaupun di tengah konflik, selalu meningkatkan konsentrasi pada dua sektor ini,” ucapnya.

Hal ini relevan dengan situasi saat ini, di mana pendidikan dan kesehatan harus tetap menjadi prioritas untuk membangun masyarakat yang beradab dan berilmu.

Lebih lanjut, UAH menyoroti bagaimana Imam an-Nawawi menggunakan karya-karyanya untuk menjawab tantangan zaman melalui pendidikan dan spiritualitas Islam. 

Melalui kitab Riyadus Salihin, Imam an-Nawawi tidak hanya menyusun hadis-hadis tapi juga mengatur thematik yang mencakup aspek pribadi, keluarga, sosial, dan pemerintahan. 

“Ini merupakan bukti bahwa pendidikan Islam tidak hanya sebatas pemahaman teoretis, tapi juga aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari,” kata UAH.

Diskusi ini juga mengangkat pentingnya integritas dan keikhlasan dalam setiap tindakan, mengambil inspirasi dari cara Imam an-Nawawi menulis dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. 

Syaikh Ali Jum’ah menambahkan, “Keikhlasan dalam menuntut ilmu dan beramal adalah kunci yang menjadikan seorang alim tetap relevan dan dihormati sepanjang zaman.”

Pesan yang disampaikan dalam pertemuan ini sangat jelas: untuk mencapai masyarakat yang berilmu dan beradab, konsistensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan adalah fundamental, tidak terpisahkan dari nilai-nilai keislaman yang mendalam. Ini adalah seruan bagi para pemimpin dan masyarakat untuk merenungkan kembali nilai-nilai ini dalam konteks modern, mengingat keadaan geopolitik global saat ini.

Pertemuan ini diharapkan bisa memicu lebih banyak inisiatif serupa yang membawa pemikiran mendalam tentang Islam dan aplikasinya dalam memajukan peradaban manusia, terutama dalam konteks pendidikan dan kesehatan, sebagai pondasi utama kemajuan bangsa.