Kanal

UAH: Aksi 5 Remaja Mengolok-olok Palestina Menuntut Perbaikan Kurikulum Pendidikan


Direktur Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat (UAH) baru-baru ini menanggapi peristiwa viral yang menampilkan lima remaja Indonesia yang mengolok-olok Palestina. Dalam video respons yang ia buat, UAH menekankan pentingnya pendidikan yang lebih mendalam mengenai isu geopolitik dan hubungan historis antara Indonesia dengan Palestina, sebagai fondasi untuk menghindari tindakan yang kontraproduktif di masa depan.

Menurut UAH, aksi tersebut merupakan ekspresi dari kesadaran nasional dan internasional yang tinggi di kalangan remaja, namun perlu diimbangi dengan pengetahuan yang lebih luas agar tidak melahirkan tindakan kontraproduktif. 

“Kita harus menyadari bahwa Indonesia memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan Palestina, dan ini bukan hanya tentang solidaritas semata, tetapi juga tentang menghargai perjuangan bersama dalam konteks kemerdekaan,” ujarnya, Kamis (13/6/2024).

Dalam video tersebut, UAH juga menyinggung tentang bagaimana tokoh Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husaini, berperan dalam menyuarakan dan mendukung kemerdekaan Indonesia di kancah internasional. 

Ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan hanya berasal dari empati semata, tetapi juga merupakan balasan atas dukungan historis yang telah diberikan Palestina kepada Indonesia.

UAH menambahkan bahwa peristiwa ini harus dijadikan sebagai pelajaran penting bagi sistem pendidikan di Indonesia untuk lebih mengintegrasikan nilai kebangsaan dan pemahaman geopolitik yang lebih baik kepada para siswa. 

“Ini merupakan kesempatan untuk merefleksikan dan memperbaiki kurikulum kita agar lebih mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan kesadaran global,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ustaz Adi mengusulkan agar kejadian ini dijadikan momentum untuk merefleksikan dan memperbaiki kurikulum pendidikan nasional, agar lebih mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan kesadaran global. “

Ini adalah kesempatan untuk mengintegrasikan pemahaman geopolitik yang lebih baik kepada para siswa, sehingga mereka dapat bertindak lebih bertanggung jawab,” tambahnya.

Video ini diharapkan dapat menjadi titik balik dalam cara pendidikan nasional menghadapi tantangan global dan mendidik generasi muda agar lebih berwawasan luas dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan mereka. Ustaz Adi mengakhiri dengan doa agar semua pihak dapat bergerak maju dengan pemahaman yang lebih baik dan persatuan yang lebih kuat demi kemajuan bangsa.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan empat orang remaja perempuan mengolok-olok Palestina sembari menyantap makanan di sebuah restoran cepat saji viral di media sosial. Video para siswi mengolok-olok Palestina itu mendapat kecaman dari banyak pihak. Salah satu yang terlibat merupakan siswi SMPN 216 Jakarta. Siswi yang dimaksud merekam saat teman-temannya mengolok-olok Palestina.

Pada akhirnya mereka telah meminta maaf yang disampaikan melalui video yang diunggah di akun Youtube Lima Sekawan pada Selasa (11/6) malam. 

Mereka secara bergantian menyatakan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Back to top button