News

Twitter Lumpuh di Turki di Tengah Kritik Upaya Tanggap Darurat Gempa

Layanan jejaring sosial Twitter tidak dapat diakses oleh penyedia layanan seluler besar Turki mulai Rabu (8/2/2023), seiring meningkatnya kritik di dunia maya terhadap upaya pemerintah dalam menangani gempa bumi mematikan pekan ini.

Jurnalis AFP tidak dapat mengakses jaringan sosial media di Turki. Platform itu baru bisa diakses dengan menggunakan layanan VPN yang menyamarkan lokasi pengguna.

Pemantau media sosial netblocks.org mengatakan, Twitter sedang dibatasi oleh sejumlah penyedia layanan internet di Turki.

“Turki punya sejarah panjang pembatasan media sosial dalam kondisi darurat nasional dan insiden keamanan,” tambah lembaga pemantau itu seperti dilansir VOA News, Kamis (9/2/2023).

Kepolisian Turki telah menangkap lebih dari selusin orang sejak terjadinya gempa bumi hari Senin (6/2/2023) akibat unggahan media sosial yang mengkritik cara pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan menangani bencana alam itu.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan gempa-gempa susulan yang melanda sisi tenggara Turki dan beberapa wilayah Suriah itu menewaskan sedikitnya 11.200 orang.

Media sosial Turki dipenuhi banyak unggahan berisi keluhan tentang minimnya upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi mereka.

Pemutusan akses Twitter itu dilakukan ketika Erdogan mengunjungi dua provinsi Turki yang paling terdampak parah.

Erdogan pada Rabu mengutuk kritikan terhadap tanggapan pemerintah tersebut.

Kepada awak media di provinsi Hatay, Erdogan mengatakan, “Sejauh ini, terdapat total 21.200 personel militer, polisi militer dan polisi yang bertugas di Hatay. Meski demikian, beberapa pembohong berkampanye di Hatay dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan keliru bahwa tidak ada siapa pun di Hatay. Kami tidak akan membiarkan para pembohong menjelek-jelekkan (mereka).”

Ia mengaku tidak mungkin mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana tersebut. Akan tetapi, pemerintah akan mempercepat proses pemindahan puing-puing dan pembangunan rumah. Jumlah korban jiwa di Turki sendiri katanya telah meningkat menjadi 9.057 orang.

Para pejabat Turki tidak segera menanggapi pertanyaan tentang gangguan layanan Twitter tersebut.

Namun mereka telah mengeluarkan peringatan yang sama berkali-kali tentang penyebaran misinformasi sebelum pemilihan umum 14 Mei mendatang, di mana Erdogan berusaha memperpanjang masa pemerintahannya yang sudah berlangsung selama dua dekade.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button