Hangout

Turunnya Cakupan Imunisasi Sebabkan Kasus Campak Meningkat

Kasus campak di Indonesia kembali meningkat efek dari COVID-19 selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2022, dilaporkan ada 3.341 kasus campak di 223 kabupaten kota di 31 provinsi.

“Dalam dua tahun terkahir sejak terdampak pandemi COVID-19 tentu ini menghantam implikasi yang tidak baik terhadap cangkupan imunisasi, dimana cangkupan imunisasi kita menurun signifikan,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM, saat temu media virtual, Jakarta, Sabtu (21/1/2023).

Berdasarkan data Kemenkes RI hanya tujuh anak yang sudah mendapatkan imunisasi campak dan rubella 2 dosis, 5 persen mendapat 1 dosis dan 30 persen lainnya tidak diketahui status vaksinnya.

Sementara itu, lonjakan kasus juga terjadi ketika mulai menerapkan new normal saat anak-anak yang belum diimunisasi berpergian keluar rumah. Hal tersebut kemudian dapat menimbulkan risiko yang besar.

“Tahun 2021 kita juga mendapatkan lonjakan kasus ketika delta, orang tua berat hati membawa anaknya keluar rumah. Anak yang tidak diimunisasi saat kumpul menyebabkan risiko yang besar,” katanya.

Lebih lanjut, kata Prima, Kemenkes memiliki target untuk mengeliminasi penyakit menular di tahun 2023.  Namun menurutnya, eliminasi itu sangat sulit dilakukan sebab masih tingginya kasus campak di Indonesia.

“Kita mau mencapai eliminasi dan ini masih menjadi PR kita, karena belum bisa menurunkan angka kesakitan itu. Agak sulit untuk merealisasikan di tahun ini,” lanjut Prima.

Terdapat 55 status Kejadian Luar Biasa (KLB) di 12 provinsi sepanjang tahun 2022. Kasus campak dikonfirmasi berdasarkan hasil lab pada minggu 1 sampai 52 meningkat 22 kali lebih banyak dibanding tahun 2021.

Oleh karena itu, Prima mengimbau untuk melakukan imunisasi pada anak. Alasannya, jika anak tidak melakukan imunisasi maka anak akan dengan mudah tertular. Terlebih komplikasi campak bisa sampai radang paru, radang otak, infeksi di selaput mata hingga menimbulkan kebutaan.

“Pencegahan campak hanya bisa melalui imunisasi supaya anak-anak terhindar dari campak. Kalau anak tidak diimunisasi maka bisa menular kesiapa saja. Kalau kena anak, jika dalam kondisi tidak baik maka pasti akan jauh keadaannya (terinfeksi) lebih berat,” pungkas Prima.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button