Sunday, 30 June 2024

Tsalabah bin Hathib: Sahabat Nabi yang Zakatnya Ditolak Allah SWT

Tsalabah bin Hathib: Sahabat Nabi yang Zakatnya Ditolak Allah SWT


Dalam kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, terdapat banyak kisah yang memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam. Salah satunya adalah kisah Tsalabah bin Hathib al-Anshari, seorang sahabat yang mengalami ujian keimanan melalui harta kekayaan.

Permintaan Doa Tsalabah

Suatu hari, Tsalabah bin Hathib menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hidup dalam serba kekurangan, Tsalabah hanya memiliki satu helai pakaian yang dipakai bergantian dengan istrinya. Dalam keterbatasannya, ia memohon kepada Rasulullah untuk berdoa agar diberi rezeki lebih.

Namun, Rasulullah selalu menolak permintaannya. Tsalabah bersumpah dengan mengatakan, “Demi Zat yang telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu Dia memberiku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya.”

Doa Dikabulkan dan Kekayaan Tsalabah

Akhirnya, Rasulullah mengabulkan permintaan Tsalabah dengan memohon kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengabulkan doa tersebut, dan Tsalabah diberikan seekor kambing betina. 

Kambing tersebut berkembang biak hingga mencapai ribuan ekor, menjadikan Tsalabah seorang yang kaya raya.

Namun, kekayaan ini membawa ujian tersendiri. Di tengah kesuksesannya, Tsalabah mulai melupakan janjinya. Ia mulai lalai dalam salat dan enggan membayar zakat, khawatir hartanya akan berkurang.

Penolakan Zakat oleh Rasulullah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus beberapa orang untuk mengambil zakat dari Tsalabah, namun ia selalu berkelit. 

Hingga akhirnya turunlah surah At-Taubah ayat 75-76, yang menyinggung orang-orang yang mengingkari janji setelah diberi kekayaan. Tsalabah merasa takut setelah mendengar wahyu tersebut dari kerabatnya dan segera menemui Rasulullah untuk membayar zakatnya.

۞ وَمِنْهُمْ مَّنْ عٰهَدَ اللّٰهَ لَىِٕنْ اٰتٰىنَا مِنْ فَضْلِهٖ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُوْنَنَّ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.” (At taubah: 75)

فَلَمَّآ اٰتٰىهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ بَخِلُوْا بِهٖ وَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran). (At taubah: 76)

Namun, Rasulullah menolak zakatnya dengan tegas, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarangku untuk menerima zakatmu.”

Penolakan Zakat Hingga Akhir Hayat

Betapa terkejut dan terpukulnya Tsalabah mendengar hal ini. Ia pun mencoba membayar zakatnya kepada Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, namun mereka semua menolak dengan alasan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menginginkannya.

Tsalabah pun wafat tanpa sempat menyucikan hartanya dengan zakat.

Kisah Tsalabah memberikan pelajaran penting bahwa kekayaan yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kewajiban zakat adalah untuk membersihkan harta kita dan membantu mereka yang membutuhkan. 

Tidak ada orang yang jatuh miskin karena berzakat. Yang dikeluarkan adalah hak milik orang lain yang harus disisihkan dari pendapatan kita, menjadikan harta kita lebih berkah.

Semoga kita semua mengambil ibrah dari cerita ini. Wallahu a’lam.