Ototekno

Transformasi Hijau Haji 2024 di Arab Saudi


Ibadah haji yang menarik sekitar 2 juta orang setiap tahun ini memberikan tekanan besar terhadap lingkungan melalui limbah, konsumsi air dan energi, serta emisi karbon. Untuk itu, berbagai langkah telah diambil guna mendorong para jemaah meminimalkan limbah, menggunakan sumber daya dengan bijak, dan mengurangi jejak karbon mereka saat menjalankan kewajiban Haji.

Berbagai badan pemerintah bekerja sama untuk mengelola limbah padat, mempromosikan perilaku yang ramah lingkungan, dan mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, Pusat Pengelolaan Limbah Nasional (MWAN) menyatakan, “Dengan upaya terintegrasi untuk melindungi lingkungan tempat-tempat suci di bumi, tim inspeksi MWAN melakukan pemeriksaan untuk memastikan pengelolaan limbah yang aman, memfasilitasi pelaksanaan ritual Haji dengan mudah dan tenang.”

post-cover

Tim MWAN telah memeriksa 49 fasilitas operasional di sektor pengelolaan limbah di Mekah dan Madinah pada bulan Mei untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap peraturan pengelolaan limbah. Pusat tersebut berencana meluncurkan beberapa inisiatif untuk melayani jemaah, mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, serta mempromosikan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.

Pemantauan Kualitas Udara dan Inspeksi Lingkungan

Pusat Kepatuhan Lingkungan Nasional memainkan peran penting dalam mengumpulkan data dan memantau kualitas udara sebelum, selama, dan setelah musim Haji. 

“Data ini dikirim langsung ke stasiun pemantauan pusat, di mana para ahli nasional menganalisisnya dan mengeluarkan laporan harian yang disediakan untuk Komite Haji,” kata Saad Al-Matrafi, juru bicara pusat tersebut, kepada Arab News.

post-cover

Pusat tersebut juga melakukan inspeksi situs dan fasilitas untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar lingkungan. 

“Fase pertama dari rencana operasional tahun ini telah selesai, yang mencakup inspeksi situs dan fasilitas di sektor kesehatan, kotamadya, industri, pertanian, stasiun bahan bakar, dan jalan yang digunakan oleh jemaah,” ujar Mohammed Ammar Ameen, kepala Ruang Operasi Haji pusat tersebut.

Pada fase kedua, pusat akan meningkatkan kunjungan lapangan di sekitar Mekah dan tempat-tempat suci, memantau sampel air, tanah, dan udara untuk memastikan keamanannya. “Rencana pemantauan tahun ini mencakup pemantauan pelanggaran lingkungan dan merespons keadaan darurat lingkungan di kamp-kamp situs suci,” tambah Ameen.

Infrastruktur Ramah Lingkungan

Beberapa inisiatif penting telah diterapkan untuk mendukung keberlanjutan Haji, antara lain:

  •  Kereta Situs Suci listrik yang tidak menghasilkan emisi karbon.
     
  • Pusat Pengelolaan Limbah Nasional yang meningkatkan kesadaran tentang perilaku ramah lingkungan.
     
  •  Pusat Kepatuhan Lingkungan Nasional yang mendirikan 20 stasiun pemantauan kualitas udara di Mekah dan Madinah.
     
  • Pusat Pengembangan Satwa Liar Nasional yang bekerja untuk memastikan zona bebas babon di tempat-tempat suci.

Kementerian Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian telah memulai 10 proyek untuk meningkatkan infrastruktur air, dengan 2.000 karyawan yang didedikasikan untuk menyediakan layanan kepada jemaah. Menteri Abdulrahman Al-Fadley mengatakan bahwa volume pemompaan harian rata-rata lebih dari 750.000 meter kubik per hari ke Mekah dan tempat-tempat suci, meningkat menjadi lebih dari satu juta meter kubik per hari pada hari Arafah dan hari-hari Idul Adha.

Transportasi dan Teknologi Ramah Lingkungan

Inisiatif lain yang diterapkan termasuk penggunaan kendaraan listrik, bus listrik, e-skuter, serta taksi terbang otonom elektrik pertama di dunia yang dilisensikan oleh otoritas penerbangan sipil. 

Dengan mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan ini, para jemaah dapat berkontribusi pada perjalanan Haji yang lebih hijau dan meminimalkan dampak lingkungan mereka.

Meskipun menghadapi banyak tantangan lingkungan, Haji menawarkan kesempatan bagi para jemaah untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan, baik itu dengan memilih kendaraan listrik, menggunakan pakaian yang dapat digunakan kembali, atau hanya dengan membawa botol minum yang dapat diisi ulang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Haji 2024 dapat menjadi contoh ibadah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Back to top button