Market

Total Pekerja yang Terkena PHK per November Ini Capai 79.316 Orang

Jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK pada November 2022 mencapai 79.316 orang. Jumlah PHK ini sesuai data yang Asosiasi Pengusaha Indonesia atau APINDO dapat dari sejumlah industri.

Anggota Dewan Pertimbangan APINDO sekaligus Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto mengatakan jumlah PHK ini berdasarkan laporan dari APINDO Jawa Barat.

Dalam laporan tersebut ada 111 perusahaan yang sudah mengurangi jumlah karyawannya. Sedangkan 16 perusahaan sudah resmi menutup operasi produksinya. Sehingga jumlah karyawan yang terkena PHK di Jawa Barat mencapai 79.316.

“Sementara dari sektor alas kaki, berdasarkan laporan dari 37 pabrik sepatu dengan total karyawan 337.192 orang, telah melakukan PHK terhadap 25.700 karyawan karena sejak Juli-Oktober 2022 telah terjadi penurunan 45 persen order dan untuk produksi November-Desember 2022 turun sampai dengan 51 persen,” jelasnya.

APINDO menyebut industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) tengah mengalami tekanan. Hal yang sama juga terjadi pada sektor industri pakaian jadi (garmen dan produk alas kaki.

Perusahaan-perusahaan ini melakukan PHK karena mengalami penurunan order hingga akhir 2022. Selain itu pengiriman sampai dengan kuartal pertama 2023 sudah terjadi penurunan sekitar 30 hingga 50 persen ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dengan kondisi ini membuat perusahaan yang jadi anggota APINDO akhirnya melakukan pengurangan produksi yang signifikan. Sehingga hal ini berdampak pada pengurangan jam kerja hingga PHK terhadap karyawan.

Jumlah PHK Akan Terus Bertambah

Sebelumnya, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK akan kembali berlanjut pada 2023. Sebab tahun depan prediksinya akan banyak industri yang terkena dampak dari ketidakpastian global yang berimbas terhadap turunnya permintaan.

Sebelumnya, sektor padat karya seperti sepatu dan tekstil terancam akan banyak melakukan PHK terhadap pekerjanya di 2022. Namun nasib serupa juga akan terjadi pada sektor lainnya seperti industri elektronik dan otomotif. Kedua sektor tersebut terancam bakal banyak melakukan PHK karena turunnya permintaan pasar.

Ketua Advokasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Darwoto sejumlah sektor industri manufaktur menghadapi tantangan ekonomi di 2023. Sebab sektor ini prediksinya akan mengalami penurunan permintaan sebanyak 10 persen dari 2022 ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button