Arena

Asal Usul dan Sejarah Bambu Runcing, Simbol Perjuangan Bangsa Indonesia

Ditulis oleh: Kanty Atmodjo

Bambu runcing merupakan salah satu senjata perang melawan penjajah dan merebut kemerdekaan. Karenanya, momen perayaan Kemerdekaan 17 Agustus tak akan pernah lepas dari senjata yang terbuat dari bambu diruncingkan ini. 

Sebagai saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia, senjata bambu runcing pertama kali diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Kiai Subkhi asal Temanggung. 

Penggunaan bambu runcing sebagai senjata bermula dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara peperangan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sedang berlangsung.

Di tengah gempuran senjata modern yang dimiliki oleh penjajah, pejuang Indonesia tetap semangat mengorbankan jiwa dan raganya untuk melawan penjajah, walaupun hanya bermodalkan bambu runcing.

Sejarah Bambu Runcing dan Penggunaannya

Sederhana tapi menakutkan. Mungkin inilah kata yang tepat untuk disematkan untuk bambu runcing.

Bahkan faktanya, bambu runcing menjadi salah satu senjata yang paling ditakuti oleh para penjajah pada saat itu.

Tercetusnya bambu runcing sebagai alat perjuangan kemerdekaan Indonesia bermula dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan masih harus terus dilanjutkan. 

Para pejuang pun menggunakan peralatan seadanya untuk dijadikan senjata, yaitu bambu yang diruncingkan.

Pencetus bambu runcing pertama adalah seorang ulama yang tinggal di sebuah pesantren bernama Kyai Subkhi Parakan asal Temanggung.

Ketika rakyat sedang berjuang, banyak santri yang juga ingin ikut terjun dalam pertempuran. Kyai Subkhi kemudian memperkenalkan bambu runcing sebagai senjata kepada para santri

Para santri bersama rakyat lainnya yang ingin ikut berjuang lebih dahulu diajarkan cara membuat bambu runcing.

Bambu-bambu dikumpulkan para santri dari tegalan, kemudian mereka meruncingkannya hingga lancip dan diolesi dengan cairan yang kadang mengandung racun.

Beberapa laskar rakyat yang juga menggunakan bambu runcing sebagai senjata adalah Laskar Hizbullah dan Sabilillah, serta Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Dimanfaatkan Jepang untuk Menghadapi Tentara Sekutu

Di era penjajahan Jepang, bambu runcing ternyata juga dimanfaatkan oleh para penjajah Jepang sebagai senjata untuk menghadang musuh yang terjun payung dari udara.

Saat itu, para tentara Jepang menyebut bambu runcing dengan sebutan Takeri. 

Tak hanya tentara Jepang yang berlatih menggunakan Takeri, tapi warga pribumi, baik laki-laki atau pun perempuan turut belajar menggunakan senjata tersebut.

Biasanya saat latihan Takeri, para tentara Jepang sambil berteriak keras untuk mengesankan kemarahan.

Namun ternyata, latihan Takeri yang diberikan oleh tentara Jepang justru menjadi bumerang bagi mereka sendiri.

Karena pada akhirnya, warga pribumi yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, beralih melawan Jepang hingga akhir masa penjajahannya.

asal usul sejarah bambu runcing
Para napi di Surabaya membawa bambu runcing, pada tanggal 10 November 1945. Foto: Wikimedia

Ditakuti Musuh, Dianggap Sebagai Pembunuh Dalam Keheningan

Jika dibandingkan dengan senjata api, teknologi bambu runcing tentu jauh ketinggalan. Bahkan, senjata para pejuang kemerdekaan Indonesia tersebut sudah cukup membuat penjajah merasa takut. 

Hal itu karena bagi Belanda, bambu runcing dianggap sebagai pembunuh dalam keheningan. Ketika bambu runcing dilemparkan, senjata ini tidak mengeluarkan suara, sehingga tidak mudah diketahui keberadaannya oleh musuh.

Selain itu, efek luka terkena bambu runcing juga lebih menyakitkan dibanding luka tembak. Para penjajah mengakui bahwa mereka lebih baik mati karena ditembak, dibanding dengan senjata bambu runcing. 

Hal ini dikarenakan tusukan bambu runcing memiliki efek luka yang berbeda jika dibandingkan dengan luka akibat terkena senjata api. Bahkan efek luka bambu runcing disebut-sebut sangat mirip dengan pisau komando.

Pisau komando adalah pisau paling mematikan yang diketahui dapat menyebabkan luka lebar yang akan sulit untuk ditangani.

Luka terkena bambu runcing akan terasa sangat menyiksa dan sulit sembuh, apalagi jika sampai terjadi infeksi.

Belum lagi biasanya para pejuang Indonesia memberikan racun di ujung bambu runcing. Sehingga orang terkena bambu runcing akan merasa sangat kesakitan, sebelum akhirnya tewas secara perlahan.

Barisan Bambu Runcing

Barisan Bambu Runcing merupakan salah satu laskar perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Laskar ini bermula dari Gerakan lokal Barisan Muslimin Temanggung (BMT).

Dalam laskar ini, peran kyai adalah yang paling dominan dalam memberikan kekuatan pada para pejuang.

Pada Oktober 1945, Kyai R Sumomihardho meminta H. Abdurrahman bin Subchi memanggil para pemuda Desa Parakan Kauman agar mencari bambu wulung untuk dibuat bambu runcing.

Setelah dapat, bambu tersebut segera dibawa ke rumah Kyai Sumomihardho untuk didoakan agar dapat dijadikan senjata.

Kemudian, beberapa hari setelah BMT dibentuk, para pejuang Banyumas datang untuk mendoakan bambu runcing mereka guna melakukan penyerbuan ke Ambarawa.

Sejak saat itu, kabar mengenai bambu runcing ini menyebar hingga ke seluruh daerah. Sampai akhirnya, senjata bambu runcing pertama kali digunakan saat pertempuran 10 November 1945 sedang berlangsung.

Menurut catatan, sekitar 10.000 orang setiap harinya selama sekitar satu tahun datang ke Parakan untk mendoakan senjata bambu runcing mereka.

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button