Hangout

Tips Gowes Sehat dan Terhindar dari Kecelakaan Sepeda

Bersepeda memang mengasyikan dan menyehatkan. Namun, ada risiko soal keselamatan yang mengintai Anda. Seperti musibah yang dialami Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang terjatuh saat bersepeda dengan sejumlah koleganya di area Taman Diponegoro, Jalan Sultan Agung, Semarang, pekan lalu.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Provinsi Jawa Tengah, Agung, menjelaskan Ganjar kecelakaan karena bersenggolan saat bersepeda. “Di daerah sekitar Kokrosono mungkin bersenggolan dengan sesama penggowes, jadi beliau jatuh. Ya, satu rombongan (pesepeda),” kata Agung.

Bersepeda menjadi pilihan yang menarik bagi siapa saja dari berbagai kalangan. Manfaat kesehatan fisik dan mental dengan menjalani rutinitas bersepeda sudah banyak diketahui umum. Namun, pengendara sepeda rentan menghadapi sejumlah bahaya. Mereka sering harus berbagi jalan dengan kendaraan lain, dan cedera atau musibah dapat terjadi bahkan di jalur khusus sepeda sekalipun.

Akibatnya tingkat kecelakaan pesepeda masih cukup tinggi. Ketua komunitas Bike to Work (B2W), Fahmi Saimima, mengungkapkan ada 63 kasus kecelakaan ketika bersepeda di Indonesia pada 2021, sebagian besar kasusnya terjadi di Pulau Jawa. Sekitar 93,3 persen dari 63 kasus atau sekitar 59 kasus terjadi di jalan raya. Dari 63 kasus tersebut, 36 kasus di antaranya memakan korban jiwa.

Dari 36 kasus yang menelan korban jiwa, 15 di antaranya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, 14 karena masalah kesehatan, dan tujuh lainnya karena kecelakaan tunggal.

Melihat masih tingginya ancaman kecelakaan ini, sangat penting bagi pengendara sepeda untuk mengambil beberapa tindakan keselamatan.

Waktu bersepeda

Melakukan aktivitas bersepeda dapat Anda lakukan pada pagi atau sore hari. Mengingat olahraga ini cenderung dilakukan di ruang terbuka, pertimbangkan juga kondisi cuaca di sekitar.

Bersepeda pada pagi hari mungkin akan lebih baik karena cuaca cenderung lebih segar, dan intensitas sinar matahari belum terlalu tinggi, sehingga radiasi sinar UV dapat Anda hindari.

Yang harus juga menjadi perhatian adalah perhatikan usia dan batas kemampuan Anda. Memang sepeda dapat dilakukan oleh seluruh golongan usia. Namun, seperti semua olahraga lainnya, tentunya ada batasan yang harus Anda ikuti, baik dari segi durasi, ataupun intensitasnya. Semakin bertambah usia seseorang, batasan untuk aktivitas fisik akan semakin ketat.

Biasanya para pegowes pemula mayoritas bersepeda hanya sebagai gaya hidup, bukan olahraga. Hanya saja, pemula hingga yang kelas mahir tetap harus melakukan langkah-langkah penting demi keselamatan.

Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk para goweser pemula:

1. Persiapan

Selalu periksa sepeda Anda sebelum berkendara. Sadel harus disesuaikan dengan ketinggian yang tepat. Pastikan semua bagian aman dan berfungsi dengan baik. Periksa apakah tekanan angin di ban sudah tepat. Gunakan helm yang terstandar dan pakaian yang tepat sebaiknya lengan panjang, kacamata, sarung tangan, dan masker. Bawa serta pula hand sanitizer dan handuk kecil.

2. Pemanasan

Biasanya hal ini seringkali terlupakan oleh para pemula. Padahal penting untuk mempersiapkan tubuh kita untuk mengayuh dan menghindari cedera otot, tulang, dan sendi. Bagian-bagian tubuh yang sering bergerak ketika bersepeda seperti otot paha, betis, panggul, lengan dan leher merupakan target utama gerakan pemanasan otot.

3. Perhatikan posisi tubuh

Hal ini sangat berkaitan erat dengan pengaturan posisi dan letak beberapa bagian sepeda yang bersentuhan langsung dengan anggota badan. Seperti jangkauan lengan dan telapak tangan pada setang, letak tulang duduk pada sadel, serta jangkauan tungkai kaki pada tinggi tiang sadel. Rasa sakit atau nyeri setelah bersepeda, dapat bersumber dari kesalahan pengaturan pada sepeda.

4. Kenali jalur yang akan Anda lalui

Tentukan rute dan jarak maksimal, termasuk istirahat di kilometer berapa. Sebaiknya ketika memulai berolahraga, mulailah dengan intensitas rendah, untuk melatih otot agar terbiasa dengan olahraga ini. Anda dapat memulai dengan beberapa sesi pendek, sekitar 30 menit sebanyak 3-5 kali dalam seminggu.

5. Ikuti peraturan lalu lintas

Pelajari aturan lalu lintas. Kalau ada jalur khusus sepeda, gunakan dengan benar. Tetap waspada, tegakkan kepala dan lihat sekeliling. Gunakan sinyal tangan saat berbelok dan berhati-hatilah di persimpangan.

Apabila bersepeda secara berkelompok, sebaiknya atur menjadi rombongan kecil dua hingga empat pegowes. Untuk menghindari tabrakan dengan pesepeda yang ada di depan atau belakang, para pegowes juga tetap harus menjaga jarak minimal empat meter.

6. Pendinginan

Tahapan ini seringkali para goweser lupakan. Padahal penting sebagai proses pemulihan setelah stamina banyak terkuras karena olahraga. Bagian-bagian yang bekerja saat bersepeda perlu relaksasi dengan gerakan pendinginan.

Bersepeda saat pandemi ini memang baik untuk menjaga kesehatan, kebugaran, menjaga kekebalan tubuh dan kesehatan mental. Namun tetap harus mengedepankan keselamatan dan aman dari penyebaran COVID-19 termasuk varian baru Omicron.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button