Hangout

Tingkatkan Kesehatan Melalui Sustainable Eating di Bulan Ramadan

Founder dan Chairman Health Collaborative Center (HCC), Dr. Ray Wagiu Basrowi menjelaskan bahwa menjelang Ramadan, sustainable eating masyarakat Indonesia menjadi lebih buruk. Hal ini diperjelas dengan adanya pernyataan dari para peneliti yang meyakini potensi membuang makanan (food waste) menjadi lebih besar.

“Sudah banyak review para peneliti selama Ramadan ada begitu banyak potensi food waste konsumsi yang lebih besar, belum ada studi evidence based tapi review peneliti sudah banyak,” jelasnya dalam acara media briefing di Jakarta, Senin (20/03/2023).

Mungkin anda suka

Acara yang bertema “Indeks Keinginan Berpola Makan yang Berkelanjutan Menjelang Puasa 2023: Sustainable Eating Intention Indeks Survei” ini berfokus pada misi meningkatkan hidup sehat serta menurunkan kerusakan lingkungan melalui sustainable eating pada saat ramadhan 1444 H nanti.

Melalui penelitian yang dilakukan terhadap 2.531 responden dengan usia 20-69 tahun dan margin of error sebesar 1.95 persen dari indeks kepercayaan 95 persen menunjukkan bahwa hampir 70 persen masyakarat sudah menunjukkan niat untuk menyimpan kelebihan makanan pada saat berbuka puasa dan sahur.

Hal ini dapat dilakukan dengan menyimpan dan memakan kembali makanan yang bersisa pada waktu sahur atau berbuka puasa.

Selanjutnya sebanyak 58 persen responden berniat untuk makan menu yang lebih bervariasi dan mengkonsumsi lebih banyak air putih atau mineral.

Variasi menu pada makanan menurut dr. Ray menjadi kunci pangan yang berkelanjutan (sustainable eating) sebab mampu memenuhi berbagai kebutuhan vitamin, protein hingga serat. Selain itu, sebanyak 60 persen dari respon juga memiliki niat untuk memakan lebih banyak sayur dan sumber makanan nabati.

Dalam penuturannya program sustainable eating bukan berarti masyarakat dituntut untuk menjadi vegetarian, melainkan masyarakat diharapkan bisa memilih dan memilah makanan yang akan dikonsumsi dengan memperhatikan dampak produksi makanan bagi kesejahteraan lingkungan.

Program ini diharapkan mampu menyelamatkan lingkungan dan memperbaiki kesehatan masyarakat Indonesia dengan mengurangi food waste hingga membantu weight management tubuh.

Di lain sisi, sustainable eating tidak akan sukses tanpa adanya dukungan pemerintah. Pemerintah dalam hal ini dituntut untuk menjamin ketersediaan pangan yang bergizi serta aksesibilitas yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

“Penting untuk menjamin stock dan akses makanan oleh pemerintah. Minimal sudah ada intensi yang baik dari orang Indonesia untuk menerapkan sustainable eating,” pungkasnya.

Back to top button